Journey to Find Rizq (IV): Brute Force Mencari Kerja

Ini sambungan dari tulisan sebelumnya. Akhirnya punya waktu buat nulis lagi. Tulisan sebelumnya bisa dilihat disini:

Journey to Find Rizq (I): Short, Middle and Long term Plan

Journey to Find Rizq (II): Opsi-opsi

Journey to Find Rizq (III): Kriteria & Pengalaman Daftar Kerja sebelum Lulus

Jadi, tepatnya di suatu tanggal di bulan oktober 2015 (lupa), Alhamdulillah akhirnya aku diwisuda dari kampus gajah tercinta ini. Kebetulan memang oktober ini salah satu waktu yg paling tepat buat lulus karena beberapa hari setelahnya ada karir fair gede yg cuma 2 tahun sekali di Sabuga 8) *pembenaran*

Karena salah satu shortplan paska kampus sudah diputuskan untuk kerja dulu, algoritma primitif pencarian yg paling simpel langsung diterapkan, yaitu “Brute Force.” Yap, suatu algoritma pencarian yang mencoba sebanyak-banyaknya item hingga menemukan satu yang tepat tanpa simplifikasi ataupun sortifkasi.

Jadi simpel, langsung prin CV sebanyak-banyaknya. Terus sebar ke semua perusahaan yg cocok dengan latar belakang dan spesfikasi diri. Alhasil dari sekian banyak submit CV, dipanggillah oleh beberapa perusahaan untuk seleksi selanjutnya baik tes tulis, wawancara, FGD dll. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

April group

Ini salah satu perusahaan kertas terbesar di Indonesia. Saat presentasi katanya sih mereka tidak termasuk yang menyebabkan asap di Sumatera. Semoga benar. Sebenernya rada ogah-ogahan daftar ini karena harus penempatan di ujung jambi, which means salah satu target kerja di post sebelumnya kan kalo bisa di Jakarta.

Sempet wawancara HR, tes psikologi, sampe wawancara user di salah satu hotel di Bandung (lupa). Disini pride masih rada tinggi jadi ketika jawab sok-sokan jual mahal. Inget dulu ditanya berapa persen kamu yakin diterima disini. Aku jawab aja 100%. Kayanya gara-gara itu ga lolos haha. Pas ditelpon ibu, langsung dinasehatin, seharusnya ga boleh jawab gitu. Minimal 90%. 10% lagi kehendak Allah. Jangan sombong. Langsung istighfar. Bener juga ya. Seyakin-yakinnya tetep harus ada variable ghaib yang dimasukan. Akhirnya gaada panggilan lagi deh hehe. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Failed
Lesson learned: always include “untouchable” variable while deciding something

Garena

Ini juga sudah lewat psikotes, wawancara HR, dan dipanggil ke Jakarta buat wawancara lanjutan. Singkatnya garena ini internet company dan beberapa produk utamanya adalah game, e-commerce dll. Aku inget banget pas wawancara di Jakarta banyak ditanya tentang CV, dan dengan penutup aku direkomendasikan buat ikut GDP atau Garena Development Program. Ini sebenarnya program sejenis MT tapi dulu aku ga bisa daftar karena syarat IPK 3.5 tapi ntah mengapa diminta ikut itu padahal IPKku dibawah 3.5. Waktu itu diminta kirim lagi tambahan CV lengkap, resume, ijazah dll. Tapi ntah mengapa ga dipanggil lagi. Waktu itu sudah hampir lolos keyence jadi ga niat juga buat nanya-nanya, jadinya lepas deh. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Unclear. Most possibly failed.
Hikmah: Mungkin ga dilolosin biar terhindar dari dunia per-game-an haha

Keyence

Ini salah satu yg aku cukup sangat yakin lolos karena kebutuhan mereka cocok dengan resume personal. Dan dari semua kriteria pekerjaan yang sempet aku tulis di post sebelumnya, kerja di keyence ini juga semuanya match! 100% maybe! Liat aja dari kriteria sebelumnya: High salary – checked, bisa belajar hal baru – checked, tidak terikat – checked, lokasi di jakarta – checked, bahkan kerjaanya keliling bawa mobil, presentasi ke client sekalian bisa mengenal daerah jakarta yg itu salah satu tujuan utama why I really want to work di Ibukota. Ah pokoknya perfect banget dah!

Intinya posisi yang ditawarkan adalah Sales Engineer. Yup jadi sales. Tapi ga ordinary sales, karena produk yang ditawarkan high-technology pisan which means sales nya harus paham bener-bener spesifikasi dan kegunaan dari produk. Makanya namanya sales engineer.

Produk nya elektro banget, contohnya high precision camera, laser, dan berbagai macam alat otomasi tingkat tinggi dengan presisi super detail dan digunakan perusahaan-perusahaan manufaktur besar. Yang dicari juga orang yang extrovert, mampu berkomunikasi dengan baik, presentation skill which means aku lumayan ada latar belakang dan pengalaman. Ditambah background elektro, jadi cocok pisan.

Bahkan dulu aku sempet lewat jalur akselerasi pas di karir fair. Pagi nya submit CV, siangnya dipanggil interview dan bahkan dengan Direkturnya langsung coba. Terus disuruh segera ambil tes online. Dan akhirnya dipanggil ke Jakarta buat wawancara user. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Tapi memang belum rezeki tadi, Allah has already set it, jadi ceritanya aku ikut kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar KKP SMP bareng beberapa anak FIM. Jadi fasilitator forum OSIS SMP gitu singkatnya. Seminggu nginep di Sawangan Depok, tapi memang asik pisan acaranya. Ketemu temen-temen fasil yg luar biasa, dan bisa berbagi dengan adik-adik calon pembawa masa depan cerah Indonesia.

Ceritanya di hari terakhir aku sempet diamanahin jadi PJ salah satu acara, jadi bener-bener hectic di hari itu. Dan kebetulan lagi HP memory nya lagi full which means ga bisa auto refresh Gmail. Dan skiplah panggilan akhir untuk final interview Keyence tersebut. Baru kebuka pas malemnya seberes acara.

Langsung pagi-paginya aku telpon bagian HRnya, untuk minta interview susulan, tapi ternyata kata mereka sudah terlambat. Mereka sudah dapat nama-nama yang lolos karena memang butuh cepat dan sudah di hiring, tinggal tunggu tanda tangan kontrak dengan mereka-mereka yang lolos. Jujur sakit pisan euy. Soalnya sudah buat plan lumayan jauh, paska KKP minggu depan langsung kerja di keyence, cari kosan disana, gaada waktu nganggur, ah pas banget intinya. Tapi ternyata skip wawancara final. Sempet nangis paginya klo ga salah (lol). Tanya aja yg sekamar dengan aku pas KKP kemaren haha. Bener-bener pengen curhat langsung dengan siapapun saat itu. Dan lagi-lagi Ibu orang pertama yang menenangkan hati bahwa berarti memang belum rezeki, jadi let it go aja. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Gagal disini justru malah yang membuat aku super pasrah dengan ketetapanNya. Jujur dengan latar belakang lulusan ITB, elektro lagi, awalnya cukup membuat aku rada ujub. Dikira tinggal milih gitu pekerjaan, ternyata ga segampang itu haha. Bahkan akhirnya karena gaada panggilan-panggilan lagi sempat terucap doa Nabi Musa setiap selesai sholat

Rabbi inni lima anzalta ilayyaa min khairin faqir – Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (Qs. 28:24)

Sesuai dengan penjalasan Nouman Ali Khan, katanya doa itu adalah salah satu doa yang dibaca ketika sedang mengalami titik depresi, putus asa dll. Tafsirnya memang seperti itu. Ya Allah, berikanlah APAPUN kebaikan yg sudah Engkau tetapkan kepadaku. Apapun itu coba. Iya emang saking kecewanya karena gaada panggilan-panggilan lagi dan terus ditanya orang tua, sempat terbesit, yg penting kerja apapun aku ambil dah, pun jauh dari kriteria yang sudah dibuat juga ga masalah. Hiks.

Tapi Alhamdulillah. Titik kegagalan di Keyence ini menjadikan aku super pasrah dan percaya akan apapun keputusanNya. Alhamdulillah. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Failed.
Hikmah: Mejadi lebih pasrah kepada keputusanNya dan reminding untuk mengindar dari ujub.

Yokogawa

Sudah lolos wawancara HR. Tes tulis. FGD dan dipanggil ke Jakarta buat presentasi ke User. Tapi karena nama nya Technical Trainee jadi yang lebih dilihat dari kualitas keteknikannya. Yang aku ketika presentasi tentang diri, tidak terlalu detail membahas terkait detail ilmu tekniknya.

Yang kedua sebenernya -jujur- rada kurang sreg juga. Pertama disini kerjanya engineering elektro banget. Yah salah satu kriteria kan ga mau engineer dalem banget gitu lol. Terus yang kedua terikat dan salary awal termasuk kecil untuk daerah Jakarta. Tapi tetep we, karena tadi sudah doa Nabi Musa, jadi apapun dulu lah yang penting keterima. Eh tapi ternyata ga diterima. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Failed
Hikmah: Makin terus pasrah dan melakukan pengulangan doa. Memperbanyak dhuha juga karena benar-benar sadar, bisnis udah lepas, proyek gagal, jadi butuh banget kerja sebagai sumber pintu rezeki satu-satunya

Skha Consulting

Disaat masih down gaada yang diterima. Ada secercah panggilan dari SKHA. Ini kayanya satu-satunya Consulting company yg cukup gede yang ga mempersyaratkan GPA> 3.5. Yg lain ceum Mc Kinsey, BCG dll butuh GPA 3.5 which is ga memenuhi kriteria

Back to topic. Aku disuruh ikut FGD di kantor Jakarta SKHA. Kebayang dalam beberapa minggu kebelakang aku ga keiitung bolak-balik Jakarta Bandung dan juga berkali-kali ikut tes tulis & psikologi. Untuk tipe ENTP dengan Perceiving mentok, orangnya memang suka yang fleksible, tidak terkekang dan ogah pisan melakukan rutinitas yang diulang-ulang. Tapi disini aku belajar untuk break that border and become more patient.

Berangkatlah aku ke Jakarta. FGD to be honest aku biasanya ga terlalu kesulitan, karena memang sudah sering di tes perusahaan lain dan lolos. Tapi pas tes ini entah mengapa not really in mood to think, sedang teman se FGD aku anak-anak ITB semua, dan mereka jago banget analytical thinking nya. Alhasil ketika FGD aku jarang initiate idea dan lebih cenderung ngikutin. Pas hasil keluar as I thought, FAILED. Makin down dan terus makin perbanyak istighfar, dhuha dll. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Failed
Hikmah: Setelah dipikir-pikir client utama skha ini mostly bank. Sebenernya -hasil baca- ga masalah pekerjaan selama ga langsung terjun di core banking-nya, which is you know, Riba. Tapi, personal thought, selagi ada yg not really get in touch with bank aku lebih milih itu. Meski sekarang don’t know is there any business with zero percent hubungan dengan bank? lol. Yah tapi positive thinking aja sepertinya Allah masih lebih prefer aku menjauh dari hal itu.

Prysmian Group

Wih ini sebenernya program nya keren parah. International Graduate Program. 2 minggu awal langsung training di HQ di Milan, Italy. 6 bulan international assignment di SEA. 6 bulan di Indonesia. Dan 1 tahun penempatan di salah satu Prysmian country. Dan karena sales terbesar dari perusahaan ini di Eropa, mostly penempatannya di salah satu negara di Eropa. Apa ga keren?

Udah masuk 10 besar di Indonesia dan dipanggil tes di Cikampek. Semuanya dibayarin, bahkan dikasih hotel di Cikampek karena berangkat dari Bandung malem. Yang menguji langsung dari petinggi-petinggi Prysmian Spain, UK, malaysia & Indonesia. FGDnya seru parah. Dan interviewnya dengan ibu HR dari UK, which is British, asik banget klo ngomong dengan orang British haha. Cukup berharap besar juga dari sini. Tapi lagi-lagi: FAILED. Pengumumannya setelah aku kerja di NTT Data sih, baru banget kemarin. Memang belum rezeki. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Failed
Hikmah: Produknya monoton, cuma satu: Kabel. Yap meski programnya keren parah, mungkin belum ditakdirkan untuk jualan kabel lol. Kalo aku jadi ambil ini, aku harus reset dream plan juga, karena ada kemungkinan bakal jadi profesional di industri ini. Tapi Allah answers it with this rejection email.

Lain-lain: Paragon, Taka, Heinz, Unilever, Telkom, PLN etc

Sebenarnya masih banyak lagi tes-tes perusahaan yang aku ikutin. Contohnya Taka, yang cuma lolos sampe tes TOEFL. Ga aku lanjutin karena bentrok dengan Paragon tes tulisnya. Dan aku milih paragon, yang sampe sekarang malah gaada kabar.

BUMNpun sempat aku daftar. Meski jujur aku kurang tertarik sebenernya kerja di BUMN. Lebih pengen belajar sistem yang rapi dari Multinational Company aja. Tapi kemaren karena cukup depresi ga diterima-terima, akhirnya apply juga di Telkom dan PLN. Nu penting kerja we heula lah. Tapi karena sudah keterima di NTT Data, jadi ga aku lanjutin deh. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

81156c6daa5c760f16e496f6df82dda1

Hikmah Utama: Allah benar-benar punya jalan tersendiri. Jujur dari semua tes yang aku sempet ikutin SEMUANYA GAADA YG LOLOS, kecuali satu di NTT Data tempat aku kerja sekarang.  Keliatan ga sih hikmah utamanya? Yap BENAR!

“Kalo aku lolos di banyak tempat, aku mengambil kuota orang lain padahal aku cuma butuh satu. Dan Allah bener-bener cuma meloloskan aku di satu tempat, supaya ga mengambil kuota orang lain di tempat yang ga terlalu aku inginin”

Dan Alhamdulillah. Sekarang aku kerja di NTT Data sebagai Bisnis Analis, you know, so far kerja disini 100 PERSEN sesuai dengan kriteria company yang aku buat di post sebelumnya. Luar biasa pisan kan. Allah ga ngelolosin aku di banyak tempat. Dan hanya meloloskan aku di satu tempat yang sesuai dengan kriteria. Alhamdulillah.

Fabiayyi Ala irobbikuma Tukadzibaan :’)

Di last series “Journey to find Rizq (V)” nanti in syaa Allah aku bakal jelasin detail terkait tempat aku kerja sekarang. Gimana bisa dapet disana. Sekaligus menjadi tempat dan jawaban Allah yang sudah ditentukan untuk aku mencari Rezeki. Alhamdulillah. So stay tune! :) La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.[]

Journey to find Rizq (V): Nippon Telegraph and Telephone

Be a Muslim with Vision

Random pingin nulis setelah baca note barunya Mark Zuckerberg yang bisa diliat di link ini.

Memang ga mudah untuk mencapai di titik seperti Mark, tapi bisa. Saya menulis ini sebenernya ingin mengingatkan diri dan juga mungkin beberapa pembaca bahwa visi dunia bagi seorang muslim itu mutlak harus ada. Jadi tidak melulu akhirat.

Okay akhirat tetap harus utama tapi dunia juga bukan berarti ditinggalkan. Ga mau ngomongin masalah kewajiban dakwah deh, berat dan terlalu klise. Saya juga masih minim ilmu. Tapi lebih baik ngomongin cita-cita besar dan keinginan untuk berbagi ketika hidup di dunia.

Islam itu agama paling seimbang. Adakan tuh ungkapan dulu saat perang pendeta mengutus pengintai untuk melihat kaum muslim, terus didapati bahwa “Mereka (kaum Muslim) beribadah di malam hari seakan-akan seorang rahib dan berjuang di siang hari layaknya penunggang kuda”. Jadi memang dunia dan akhirat tuh harus seimbang. Sepakat pisan dengan kalimat “beribadahlah sebaik-baiknya seakan kamu akan mati besok, dan bekerjalah secara visioner seakan kamu hidup 1000 tahun lagi.

http://externalresources.net/wp-content/uploads/2011/02/vision.jpg

Aduh saya teh suka kepanjangan kalo nulis. Jadi mau to the point aja, intinya, visi dunia itu penting dan sebisa mungkin besar dan mencakup ranah global. Keren aja kan ada seorang CEO dan founder perusahaan global baru melahirkan anak terus nulis,

Alhamdulillah we just welcome our first child (misal), Harun Al-Fatih into this world. We hope his generation would be better from us and he will become a Muslim that will give much contribution to the world 

Plok. plok. plok. Keren pisan yah. Pengen nangis dah kalo beneran ada. Terus tulisannya di like jutaan orang. Million people get inspired. Dan mereka semua tau dia Muslim. MasyaAllah :’) Aamiin.

Titik point dari tulisan saya sebenarnya, ingin mengajak kalian para pemuda-pemudi masjid untuk melihat dunia dan bermimpi besar. Ini sudah spesifik ya ajakannya, yaitu ke mereka-mereka yang sudah sangat dekat dengan islam. Bukan mereka yang masih ngomongin masalah fardhu nya saja tapi sudah terkait tahajudnya, puasa sunnahnya, bahkan hafalan Qurannya. Yaelah kalo fardhu aja masih jarang ke masjid apalagi bolong-bolong, urusin dulu sono ibadah individual lo, jangan mikir-mikir dunia dulu deh. Hehe.

Jadi sekali lagi kalian yang hatinya sudah terpaut sangat dekat dengan masjid, Islam dan Quran, segeralah bertebaran di muka bumi. Bermimpilah. Jadi Sekjen PBB. Presiden RI. Jadi Dirut Pertamina, PLN, atau CEO Schlumberger boleh deh. Atau ingin mendirikan perusahaan global sekelas facebook, google. Atau setidaknya CEO dari perusahaan-perusahaan itu, kayak Sundar Pichai dari India kan keren tuh. Terjun di dunia perbankan juga boleh deh, tapi tujuan untuk, misal, masuk World Bank dan sedikit demi sedikit memperbaiki sistem ekonomi “kacrut” dunia sekarang untuk kepentingan umat. Tau sih riba, tapi menurut saya balikin lagi ke niat. Kalo gaada muslim yang masuk ke dunia perbankan global yaudah kapitalis mulu, ga akan berubah (Allahu’alam ya silahkan tanya ke ustad detail terkait ini, ampuni saya ya Allah jika salah, masih kurang ilmu). Tapi poinnya:

Bermimpilah untuk menjadi salah satu orang yang mempunyai pengaruh besar, bervisi besar dan global dengan tetap tidak lepas dari identitas awal sebagai muslim.

Jadi kalo bisa sih jangan main di masjid mulu. Eits hati-hati ini saya ngomongnya dengan mereka-mereka yang sudah (insyaAllah) sholeh ya. Ngertilah. Jangan di salah interpretasikan. Ga mau juga mendikotomisasikan ibadah dan bekerja. Dalam islam mah semuanya satu, untuk mencari Ridha Allah. Jadi ke mesjid mah tetep we kalo lagi ada deket kita (mun di luar negeri kan rada susah tuh), tapi tetap berkeliaran di mana-mana wajib iya.

Ohya saya bukan berarti mendiskreditkan orang-orang yang sering di mesjid yah. Maksudnya kalo memang mereka disana ngajar bahasa Arab, ngajar tahsin, tahfidz, dan menjadi ustadz. Why not? kita juga sangat butuh orang seperti itu. Nah tapi kalo bisa jangan semuanya. Beberapa orang main-main lah ke luar. Masuk ke ranah “gersang”. Zona tidak nyaman. Dan bervisilah besar untuk menjadi orang yang berpengaruh di sana.

Be a Muslim with Vision. Kalo kalian sudah baca note nya Mark Zuckerberg, itu keren pisan euy. Power dan wisdom. Apalagi misal kalo beberapa tahun lagi ada orang sholeh yang punya power kaya gitu juga. Ah betapa indahya dunia. Karena orang sholeh pasti tau Islam Rahmatan lil Alamin. Dan yakin pasti akan membawa perubahan besar di dunia ke arah yang lebih baik. Bukan untuk muslim saja tapi untuk semua orang.

I will invest, in syaa Allah, 99% of my company share to make a world a better place. 

MasyaAllah. Urang mah bakal nangis pisan pasti kalo beneran aya nu kaya gitu mah *keluar sunda KWnya. Semoga beneran ada yah. Dan saya yakin insyaAllah pasti ada. Karena kebangkitan Islam itu pasti. Tinggal kita aja mau menjadi salah satu yang terlibat atau tidak. Allahu’alam[]

 

Couch Surfing Experience (II): Random Conversation about God

Post ini sambungan dari part I sebelumnya. Tentang pengalaman couch surfing (CS) perdana di Budapest. Singkat cerita, ketika saya di Budapest saya menumpang di salah satu Host CS bernama Laszlo, dia orang Hungary asli.

Di hari terakhir saya di Budapest, tepatnya sebelum pulang saya iseng-iseng aja nanya ke Laszlo tentang agama dan bagaimana pandangannya. Cukup mengejutkan kata-kata pertama yang dia lontarkan

“Yes. I don’t believe in God. And I am happy with my life”

Sebenernya sudah biasa sih saya mendengarkan kata-kata itu. Tipikal orang Eropa. Jadi keep calm dan iseng aja ngajak ngobrol. Tapi tetap, saya coba untuk seterbuka mungkin. Benar-benar pilih kata ketika ngomong. Karena tidak ingin meninggalkan bekas buruk sebelum pulang. Saya bertanya:

“Why don’t you believe in God Laszlo?”

“I just don’t believe it. You see. There were many wars and many people died. If there was God, how could He let it happen”

Waktu itu saya tiba-tiba ingin menjawab sebisa mungkin dari sudut pandang Islam. Tapi mungkin karena efek kurang ilmu, dan kurang siap dalam menjawab, akhirnya malah saya menjawabnya terbata-bata. Ternyata ga segampang itu ya memberitahu orang asing tentang Islam. Di satu sisi ada rasa gugup dan goyah. Tapi saya coba sedertemine mungkin, dan semampu saya untuk menjelaskan ke dia.

Btw ini kisah nyata loh, hehe. Saya tidak membuat-buat pertanyaannya. Laszlo benar-benar menanyakan itu ke saya. Dan mendengar pertanyaan itu langsung saya teringat tulisan yang dulu pernah saya baca tentang mahasiswa Muslim dan Professor yang atheis. Kira-kira poin jawaban saya seperti ini ke Laszlo, tapi jangan dibayangkan saya lancar jawabnya. Semoga Laszlo bisa menangkap poin saya waktu itu.

“Do you know dark room Laszlo? That room is not in the state with much darkness. But instead it is in the state with the absence of light. Same with hot and cold. There is no state named “Cold”. But that state is called “Cold” because of the absence of Heat.”

Terus saya menambahkan penekanan

My point is, God didn’t create that evilness. Humans created it.

Balik lagi ya waktu itu saya benar-benar terbata-bata. Ga selancar seperti di tulisan. Jadi ga tau Laszlo nangkep poin saya atau ga waktu itu. Semoga nangkep. Terus saya lupa dia banyak cerita lagi. Yang menekankan dia tidak akan terpengaruh dengan apapun perkataan saya. I don’t believe in God. Titik. Dan saya bahagia. Katanya. Terus tiba-tiba dia nanya lagi ke saya.

“Then how did you explain this: There was a bus with many children inside. Suddenly it got accident, and many of them died. How could God let them die. They are all innocence”, said Laszlo

Saya benar-benar diam dalam waktu yang cukup lama. Tapi saya mencoba menerangkan apa yang saya tau dari sudut pandang Islam. Saya cukup ingat pas jawab ini. I answered:

“Because I am Moslem I will try to answer according to my religion. In Islam there are two kinds of fate. First, fate that we cannot change no matter how. Second, fate that we are possible to change.

The first one is absolute. No matter how hard we try we are not able to change it. For example, fate that we are a man or a woman. Fate about When and where were we born. Including fate about where and when we will die. And from my personal point of view it is absolutely fair. Back to those children, that means in that exact time is their fate to die.

The second one is fate that we are able to change. For example like wealth, healthiness, quality of life. Etc.

Saya lupa detail balasan dari dia. Tapi intinya dia tidak menerima jawaban seperti itu. Dan dia terus menekankan dia masih tidak percaya Tuhan. But the good thing, he really honors me as Moslem. Bahkan dia mendoakan saya:

“You are a good guy, still young and really determined. I hope you can find happy life in the future.”, katanya.

Aamiin. Yah saya hanya bisa mengaminkan saja. Sebelum pulang, saya sengaja memberi laszlo 4 selebaran tentang Islam yang saya dapatkan dari Islamic Center Vienna. Awalnya mau saya bawa sebagai kenang-kenangan, tapi setelah dipikir-pikir, sepertinya (mungkin) Laszlo lebih membutuhkan. Meski Allahualam di bacanya atau tidak. Hehe

“Those 4 papers I got from Vienna Islamic Center. It tells a bit about Islam and all are English. I hope you will have time to read it”, tutup saya

“Thanks Muhammad. I will save it”, jawab Laszlo

Satu yang saya lega. Laszlo orangnya baik dan pengertian. Sepertinya efek karena sudah sering meng-host orang dari berbagai latar belakang, sehingga dia jadi sangat terbuka tentang perbedaan. Jadinya at least I could have a happy farewell with him. Benar-benar bersyukur mendapat dia sebagai host pertama saya di couchsurfing.

DSC_0658

Satu pelajaran, ilmu saya masih sangat-sangat dangkal. Jawab seperti tadi aja masih terbata-bata. Semoga di sisa umur bisa terus belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya aamiin.[]

22 dan Beban Nama

Alhamdulillah. Akhirnya sampai pada titik ini, 22. Allah masih memberikan kesempatan saya untuk beribadah lebih banyak. Terima kasih untuk semua teman-teman yg mengucapkan dan mendoakan baik secara langsung, WA, Line, facebook dan media lainnya. Punten belum bisa balas satu-satu.

Yang ingin sedikit saya garis bawahi di tulisan ini, a bit out of expectation, banyak teman-teman saya yg dari negara lain -baik ketika saya exchange maupun intern di Hamburg- mengucapkan “happy birthday” melalui facebook. Grateful they still remember me *terharu* :’). Tapi itu juga menjadi salah satu tantangan bagi saya. What I know from facebook algorithm is the more we have interaction with people the more they come to our nearest circle.

The point is nama saya. Yap, tanpa menjelaskan panjang lebar mereka pasti tau saya muslim. Nama depan “Muhammad” memang salah satu beban dan amanah yg harus saya pegang. Dengan salah satu ucapan yg mereka berikan baik via facebook wall atau chat, post-post saya bisa masuk di newsfeed mereka yg kebanyakan non-muslim. Seperti post saya sebelumnya, ini juga bisa menjadi peluang untuk bisa “share” ke mereka what Islam really is. Aamiin. Semoga.

dont-keep-calm-cause-its-my-22-birthday-

Intinya, saya juga berharap di umur 22 ini saya bisa menjadi lebih baik dari 21 tahun saya sebelumnya. Banyak tantangan kedepan. I will be more become an adult. Hidup lebih mandiri. Bersiap untuk berkeluarga (aamiin). Memasuki kerasnya dunia kerja dan berbagai kenyataan dibaliknya. Titik awal dalam mempertahankan prinsip dan idealisme. Sekaligus menjadi khilafah seperti firmanNya di dalam Al-Quran.

Ya Rabb, berkahi umur ini. Aamiin.[]

Kekuatan Doa

Terkadang saya merasa banyak sekali pertolongan & kemudahan yang saya rasakan selama masa kuliah *Ini ceritanya masih mengenang 5 tahun di ITB*. Nostalgia baru lulus. Kesulitan? Jangan ditanya dah, memutuskan masuk ITB brarti sudah siap dengan “endless pain” sejak hari pertama kuliah. Nah tapi topik tulisan ini saya mau fokus di beberapa pertolongan & kemudahan saja, selama di kampus.

Saya pernah cerita ke Ibu, bertanya (dengan bahasa yg sudah di formalkan)

“Bu, apakah saya benar-benar mampu menghadapi kerasnya kehidupan pasca kampus? Saya sering sekali ditolong orang, bahkan beberapa mata kuliah dan tugas besar itu banyak dibantu teman-teman yang jago. Pas tugas akhir pun begitu. Ketika saya di Jerman juga. Pas saya di organisasi juga. Bingung aja, ntar pasca kampus saya sendiri, could I really survive?”

Ibu saya menjawab

Jangan begitu. Seharusnya kamu bersyukur. Mungkin itu salah satu hasil dari doa kamu. Kemudahan-kemudahan dan pertolongan itu bisa jadi jawaban Allah yang disalurkan melalui orang lain. Jadi paska kampus pun begitu. Terus berdoa untuk meminta kemudahan dari Allah.

Speechless dan terharu :’). Saya terdiam dan merenung. Benar juga ya. Semoga benar. Nih kalo boleh di list, banyak sekali saya ditolong orang lain, dan kebetulan-kebetulan yang mempermudah saya dalam beberapa urusan

berdoa

Pas TPB. Saya dipertemukan dengan banyak teman yang ikut Olim international. Ga paham dah gimana cara otak mereka berjalan. Tapi benar-benar plawid plusplus: “Tempat bertanya dan selalu ada jawabnya. Cepat pula” lol. Ada Haris olim matematika, sangat membantu di kalkulus. Romi olim fisika (dan sampe sekarang jadi sahabat super), benar-benar luar biasa, sekali saya kasih soal langsung kebayang jawabannya. Farras majid, doi ga olim sih tapi core i7 pisan di Kimia. Dan anak-anak olim lain, astronomi, kebumian, yang jago-jago juga di kalkulus, fisika, kimia dll. Banyak pisan dah. Ga kebayang kalo saya ga ketemu mereka. Bisa-bisa “rantai carbon” bertebaran di transkrip TPB.

Tugas besar. Biasanya di kerjakan per kelompok. Ada yang boleh milih dan ada yang dipilihin dosen. Entah mengapa saya selalu dapetnya dengan teman-teman yang jago.

Pemira KM ITB. Sempat ga sengaja diamanahin jadi ketua pemira pas tingkat 3. Benar-benar no idea pisan karena saya ga pernah tergabung di kepanitiaan itu di tahun-tahun sebelumnya. Tapi Alhamdulillah, ring 1 dan 2 tim saya diisi orang-orang yg luar biasa semuaa. Waktu itu saya berani maju karena ada Tarung (SI 10) yg siap bantu di eksternal dan Maul (MS 10) yg siap bantu di sistem, misal saya kepilih. Kalo mereka berdua ga mau, mungkin gw ga jadi maju. Serius.

Maul terutama udah sejak TPB jadi panitia pemira, Dan udah paham banget seluk beluk aturan pemira. Tanpa dia, gw ga bisa apa-apa dah. Tarung jg berjasa bgt bantu cariin ring 1 dan 2 dgn jaringannya. Sehingga dapet nama-nama keren: Zaki (setaun setelahnya jd ketua kongres), Thariq anak DP yg jago buat artisik 3D, Ayu yg jago pisan media & publikasi, terus sekjen saya Galih mantan ketua angkatan SF, Dinqi msdm terbaik & sekarang udah nikah :’), Raka Sbm & ppsdms jg, pipeng bendahara super detail, Pipit sekretaris super teliti & skrg S2 di jepang, Bejo pengadaan dana paling inisiatif, Yadi kabid supporting sekaligus sahabat yg lulus bareng, Cindy si galak tapi rapi banget ngurus perizinan, Hudan doklog super ulet dan tanggung jawab, Terus para dream team bidang sistem, ada Adhy beres pemira jadi petinggi OSKM, Marcel bos FIM, Habib senator IF ketua DKM jg dan Angga komdis paling tegas yg klo gaada dia ga akan bisa dah gw ngeberesin kasus pemira kemarin. Intinya tanpa mereka saya bener-bener ga bisa apa-apa di kepanitiaan ini.

Exchange di Korea. Yang tiba-tiba dikasih beasiswa full oleh pemerintah Korea. Awalnya saya mau berangkat dengan uang sendiri, cuma di gratisin tuition fee dan akomodasi. Dan hidup miris disana. Tiba-tiba dihubungi dari kampusnya bahwa saya direkomendasikan untuk dapat beasiswa KGSP. Dan Alhamdulillah keterima. Beasiswanya lebih dari cukup pisan, bahkan bisa dipake buat jalan-jalan dan beliin HP baru buat Ibu dan adik.

Pas di korea saya ambil banyak makul management dan marketing. Hal yang baru bagi saya. Tapi saya ketemu anak-anak Teknik Industri dari Telkom University yg exchange disana jg. Alhasil saya banyak belajar dari mereka terkait ilmu TI dan managementnya. Kalo gaada mereka bisa-bisa transkrip exchange saya memalukan nama ITB. Haha

Tugas Akhir. Dikarenakan exchange, saya jadi TA bareng angkatan bawah. Alhamdulillah lagi dapat timnya sama Wildan dan Rosin, anak asrama salman yang sholeh dan jago. Pasca hidup di negara minoritas muslim, iman saya bener-bener down, tapi karena mereka jadi bisa bantu recovery iman lagi. Wildan jg anak Olim dan cumlaude. Rosin juga jago koding & biomedic. Ga kebayang kalo TA saya ngerjain sendiri atau ga bareng mereka, bisa 6 tahun saya lulus ITB. huhu

Intern di Hamburg. Ini sama. Saya benar-benar no idea sebelum berangkat. Takut pisan gimana misal saya ga mampu ngerjain proyeknya, terus malu-maluin nama Indonesia. Alhamdulillah tiba-tiba saya dapetnya supervisor yang baiik pisaan. Namanya Jan, orang Jerman. Dia ga tanggung-tanggung kalo ngajarin. Padahal udah pHD. Bahkan orangnya gaul dan easy going. Dia ngebolehin saya sholat jumat dan skip kerja, tanpa harus ngeganti jam kerja :’). Kemudian proyek yang saya dapat disana juga kerja tim, jadi ga sendiri. Saya bareng Richard mahasiswa Fisika dari Jerman, dan Beryl Computer Science dari Amerika. Proyeknya kita kerjain bareng jadinya kerasa gampang. Karena ada teman tempat bertanya. Dan ada backup misal gagal. Intinya misal kemarin saya dapetnya proyek sendiri, bisa-bisa ga selesai sebelum pulang.

sholat-dhuha

Selesai sholat adalah salah satu waktu maling mustajab untuk terkabulnya doa. Saya biasanya berdoa disusaikan kebutuhan, misal sebelum UTS minta dilancarkan. Pas seleksi beasiswa minta diberikan. Pas dikasih amanah, minta dikuatkan. Doa mah semau kita saja. Pas lagi ada maunya jg gapapa, kasih tau aja semuanya ke Allah.Toh “Iyya kana’ budu wa iyya kanasta’in”. Dengan siapa lagi kita meminta kalo ga dengan Dia Yang Maha Mengabulkan. Tapi tetap mengikuti adab, selalu memuji namaNya sebelum mulai, istighfar dll.

Nah untuk isi doa, selain bait-bait khusus tadi yang sesuai kebutuhan, memang ada satu bait yang hampir tidak pernah saya tinggalkan ketika berdoa:

Ya Allah, mudahkanlah aku dalam segala urusanku, Ridhailah segala yang aku lakukan. Dan bimbinglah aku di jalan lurusMu dengan tujuan akhir surgaMu

Semoga kemudahan-kemudahan dan pertolongan-pertolongan yang saya dapatkan selama masa perkuliahan tersebut benar-benar jawaban atas doa saya. Dan semoga juga saya dan teman-teman pembaca tidak berhenti berdoa hingga akhir hayat kelak dan diberikan jalan terbaik dariNya. Aamiin.[]

Counting Days

Eins, zwei, drei, vier, fünf, sechs. Tinggal 6 hari lagi sebelum saya meninggalkan benua biru ini. Yap Blue continent yang katanya ada 2 alasan mengapa disebut biru. Pertama karena mayoritas penduduk eropa memiliki iris biru cerah. Kedua karena dulu banyaknya kerajaan masyur sehingga munculah istilah darah biru (bangsawan).

IMG_20150808_124604_HDR

River in Luebeck, Germany. Beautiful small town north to Hamburg

***

Ingin rasanya memperpanjang jangka waktu untuk bisa tinggal lebih lama di benua ini. I still want to eat pasta, cheese, milk, chocolate and many others foods that I can rarely find in Indonesia. Setidaknya disini makanan tergolong murah dari salary yang didapat per bulannya. Susu 1 L harganya cuma 50 cent, it’s really cheap. I will be able to drink it almost everyday. Keju dan daging juga termasuk murah apalagi dengan adanya toko halal Turki yang cuma “berjarak” 5 menit jika menggunakan bus dari tempat kerja. I still also want to cook and eat more pasta. I don’t know. Di bandung pasta termasuk makanan “mewah” karena saya biasanya makannya di warpas atau pun di cafe & restoran. Well I don’t even know (and lazy to get knowing) if it was existed in department store or not.

Saya juga masih ingin minum dari tap water. Don’t need to think anymore about buying bunch of water gallons and lift the tons weight of it. Saya juga pasti akan sangat merindukan chocolate. Yap milka & ritter chocolate especially which are at least known to be halal. Harga satuannya sekitar 1 euro atau misal lagi diskon bisa hanya 70 cent. I remembered when it was known that there was discount of milka chocolate in the nearest store, I directly buy 7 bars at once with different flavors lol.

Saya juga ingin tetap merasakan big portion-nya every foods in here. Di indonesia saya biasanya membeli cemilan (ciki2an) dengan bungkus kecil. Tapi disini sangat sedikit bungkus kecil untuk makanan apapun (termasuk ciki2an :p). Harga snack biasanya berkisar 1 euro tapi dengan volume yang banyaak. Well I got no choice but that’s the only portion in the store. Termasuk minuman juice ataupun softdrink, untuk ukuran 1 L harganya sangat murah. That’s why it’s more than often for me to buy more than one nectar drinks in a week (banana nectar is still my favorite)

The most I am gonna miss is cooking!! Yap, seperti yang sudah saya tulis sebelumnya perbandingan hemat jika membeli makanan jadi dengan memasak sendiri sangat jauh. Eropa adalah benua yang benar2 “menghargai” apapun yang dibuat manusia, termasuk makanan. Karenanya makanan-jadi yang dijual di cafe atau canteen sangat mahal compared to the raw foods if we cook. Saya juga pasti bakal kangen menggunakan pisau, electric stove dan yang paling asik oven! Maklum anak kos bandung kere paling cuma pake kompor gas di kontrakan, itupun masak mie doang wkwk. I am gonna miss mixing random seasoning into pasta sauce and taste it. Sometimes maybe smiling, sometimes closing eyes, sometimes force to eat it ignoring the taste since it was so hambaar lol. Knifing things are also interesting. Dan luar biasanya saya baru sekali luka di jari tengah karena ga sengaja teriris (sedikit, dont imagine the worst).

Then yeah the public transportation too. I am gonna miss it so much. Di Jerman terutama, negara tempat saya tinggal selama 2 bulan. Its better than any other Europe countries. Di Hamburg especially, kita hanya perlu membeli tiket tanpa harus mentap, validasi ataupun hal riweuh lainnya sebelum menaiki kereta, metro atau bus. This country truly upholds the honesty. But yeah, law is still existing. Petugas akan memeriksa di waktu random dan jika kita tidak memiliki valid ticket, they will charge us 60 euro. I ever saw it with my eyes directly in the train some guys didnt have the valid ticket and the officer foreclosed their ID and needed to pay something to take it back. Hope be able to write it in another post. But yeah, meskipun begitu, frekuensinya sangat jarang. Selama saya di hamburg, dengan hampir setiap hari naik bus & kereta, saya baru kena pemeriksaan tiket 3 kali.

DSC_1045

In the top of S-Bahn station in Landungsbrücken, my favorite place in Hamburg

Umm what else? Anyway I don’t wanna say anything about travelling. Since it is one of my lifetime-dreams that Alhamdulillah Allah grants it to me: menjelajah bumiNya di tanah Eropa. Biarlah post tentang travelling ini terpecah menjadi post-post lainnya. About work? Yeah many people asked me about work. Well I learned much things here, academically and… non-academically. The second one is much more. Well my project is ordinary compared to the other summer students but I am proud of it. My main conclusion after doing that project is “I will always respect the researcher.” I hope I can share about it in another post too. Ahh, and then if you want to know about my project you can look at in my report too. It will be uploaded in DESY website later.

***

Yeah but in the other hand, I also miss Indonesia. I miss adzaan so muuchh!! I miss salman. I miss doing fardhu Jama’ah. I miss Khotbah jumat dengan bahasa Indonesia. I miss my friends that always remind me to Liqo, to read Quran, to memorize Quran, to come to Kajian and any other things that make me feel the warmth of Islam. I miss just sit alone in below roof of Salman, to just enjoy the silent, hearing the others’re reading Quran, and thinking about the deeds I did in one day. Disini sangat kering, saya merasa jauh dengan Islam. Benar katanya safar salah satu cobaan bagi kaum muslim karena kita tidak bisa beribadah selayaknya when we are home.

Still I learned many things here. I got many experiences. Many great views of Allah’s earth. Many lost. Many mistakes. Many new discoveries I never found before. And many other values I hope I can share to the other people.

Now I am still counting days to leave Europe. My intern program will end in this September 10th . But I have visa extension till September 14th which in syaa Allah I am gonna spend it to backpack to 3 cities of 3 countries: Vienna, Budapest and Prague. I got no Indonesia friends that I can stay in those 3 countries. But luckily I joined the couchsurfing, a website that allow us to stay in a stranger house. And someone accepted to host me in Budapest. Means I will get free  one night staying in Hungary (yeay). But it’s so risky anyway, I hope I wont miss any bus schedule again since I got my plane back to Indonesia on 15th September. Aamiin

I hope to see you guys back in Indonesia and pray for my next 5 days backpack. Bye!! :D

Muhammad Afif Izzatullah
Hamburg, Germany