Well 2014 sebenernya emang tahun masehi, dan juga ga mau ngebahas terkait perayaan tahun baru. Yah meski itu mutlak sebaiknya dihindari, karena memang hal tersebut menyerupai prilaku orang-orang non-muslim yang jika kita mengikuti kita bisa termasuk kaum tersebut. Agak keras sih terkait hal ini, tapi memang harus begitu. Sama seperti ucapan selamat natal. Coba baca “Al Wara’ wal Bara’ karangan Muhammad bin Sa’id Al-Qathani” disana jelas dimana kita harus tegas dan toleran. Atau yang mau singkat saya baru dapat link dari teman tinggal buka aja: hukum merayakan tahun baru. Mending pada ikutan mabit atau majelis ilmu, seperti di Bandung bakal ada di Masjid Biofarma mabit malam tahun baruan, dan yang ngisi Ustad Salim A Fillah.
Terus mengapa saya ga pake tahun Hijriah? Ga usah terlalu dibahas dah. Terkadang males aja mempermasalahkan yang terlalu detail, dan justru melupakan hal-hal yang lebih fundamental: gimana sholat kita? tilawah? gimana sholat teman kanan kiri kita? dsb. Yah bagi saya angka 2014 ini cuma sebagai penanda saja, untuk bisa lebih baik dari hari-ke-hari hingga tahun berikutnya.
Sepertinya laporan tahun 2013 juga belum saya buat, padahal banyak juga kejadian-kejadian luar biasa di tahun tersebut. Yah but life must go on, sekarang sudah 2014 jadi mau buat yang tahun ini saja (baca: males buat 2 tahun haha)
1. Ekskursi Elektro 2010
Agenda pembuka tahun ini adalah akhirnya angkatan kita bisa mengadakan ekskursi. Saya benar-benar terima kasih buat teman-teman yang menyempatkan untuk mengurus hal ini (Upin, Tresna, Nydia dkk). Nuhun pisan. Akhirnya wacana ini bisa terealisasi gara-gara kalian. Waktu itu kita sempat berkunjung ke 3 tempat: Puspitek, GMF, & PLN Cirata. Ga semua EL 2010 bisa ikut sih, tapi ini sudah termasuk banyak karena jarang kita di tingkat akhir ini bisa kumpul bareng kayak gini lagi.
Disini lumayan banyak dapet pengetahuan baru terutama terkait Elektro di dunia kerja. Sekaligus juga jalan-jalan & refreshing. Haha :D
2. Persiapan Exchange (Merasakan hidup tanpa beban selama 1 bulan)
Di Korea sendiri, semester pertama kuliah baru mulai masuk Maret awal. Jadi memang saya baru berangkat sekitar februari akhir. Selama Januari-Februari ini saya sudah meminta cuti a.k.a mengambil Nol SKS dan alhasil saat itu benar-benar pertama kali merasakan hidup tanpa beban selama 1 bulan. Hehe.
Yang rada ribet adalah mempersiapkan Visa dan tiket pesawat. Tapi setelah dijalani ternyata Visa Korea gampang, sama kayak Jepang. Asal ada surat keterangan dari kampus, sama surat bahwa kita hidup disana ditanggung pemerintah Korea via beasiswa. Beres deh. Berkas-berkas yang perlu disubmit ke kampus sana juga semuanya online, jadi tinggal kirim. Yang paling susah ketika mau milih mata kuliah & ngurus surat cuti. Pak Arief (Kaprodi) waktu itu lagi susah pisan ditemui. Tapi yah paling seminggu lah sibuk. Sisanya freee. Tinggal menunggu keberangkatan.
Kerjaan selama satu bulan itu jadinya main ke lab AVRG dan gangguin anak-anak 2010 yang normalnya sudah mulai ngerjain TA, haha. Sempat ambil beberapa Online Course juga bareng mereka di EDX, stanford online & Coursera. Waktu itu sempet nulis tentang ini: https://afifizzatullah.wordpress.com/2014/01/27/learn-everytime-everywhere-even-abroad-since-today/ Semangat pisah sih, tapi setelah sampe di Korea, mulai kuliah ga sempet lanjutin deh hehe.
Begitulah intinya. Karena memang cuma nunggu keberangkatan. Gaada amanah apa-apa lagi. Mau bisnis juga tanggung, sebulan doang. Akhirnya tenang pisan tanpa beban sebulan itu. Ohya waktu itu sempat bantu-bantu juga persiapan teman saya yang mau nyalon presiden. Ochen. Sebulan doang juga, dan sempat terdaftar jadi Timses. Tapi memang harus pergi di saat kalian semua berjuang. Maafkan saya teman-teman :(
3. Experiencing Korea
Wah ini yang paling banyak mengisi kenangan saya di tahun 2014. Satu post kecil gini ga bakal cukup untuk nulis semua pengalaman detail saya hidup pertama kali di negara empat musim dalam jangka waktu yang cukup lama (satu semester). Yah intinya mau mencoba meringkas saja momen-momen indahnya (bakal banyak foto sih, tulisan pasti bakal panjang pisaan. Haha. Ntar lah semoga wacana nulis buku bisa kongkrit. Aamiin.
Campus Life
Amanah utama saya di Korea adalah sebagai pelajar. Jadi disini memang tidak terlalu banyak mata kuliah elektro yang saya ambil, tepatnya cuma satu yaitu Semikonduktor. Sisanya kebanyakan lebih terkait bisnis dan desain. Karena memang setelah konsultasi dengan kaprodi mata kuliah wajib EL ga bisa diambil di luar, harus diambil di ITB. Yaudade, jadinya ambil mata kuliah bisnis yang ternyata lumayan menarik.
Disini saya juga bantu kakak S2 buat dokumentasi paper. Terus ketemu keluarga baru juga teman-teman muslim dari Indonesia & Malaysia yang studi disini. Penyambutan pertama kali nya asik yaitu kita bisa makan bareng Ayam Halal yang dibeli dari masjid terdekat. Alhamdulillah. Bisa makan ayam lagi setelah sekian lama karena susah cari ayam halal disini, dan kalopun ada biasanya mahal. Benar-benar nikmat yang luar biasa.
Selain itu disini banyak juga internasional students. Dan salah satunya ada acara sport event pertandingan antara International Students sama mahasiswa Korea. Saya waktu itu join basket. Masuk sampe Final, tapi sayang kalah karena tim final mereka memang jago-jago
Ohya yang paling menarik disini saya pernah sempat diajakin minum. Waktu itu semua internasional students di kelompok saya ikut. Kebetulan cuma saya yang dari Indonesia dan cuma saya juga yang muslim. Saya cuma teringat kata-kata:
Membaur tapi tidak melebur, mewarnai tapi tidak terwarnai. Sulit bagi kamu untuk selalu belajar banyak hal dari teman yg selalu benar. Dan jika kamu memiliki 1000 teman maka ambilah 1000 kebaikan dari mereka, juga jadikan keburukan kita dan mereka sebagai pelajaran yang tidak perlu ditiru. Dan akhirnya serendah-rendah peringatan adalah dengan lisan dan hati dengan tetap mendoakan mereka agar diberi cahaya islam.
Uniknya mereka menghargai kepercayaan saya. Ketika mereka minum “soju”, atau alkoholnya korea, dan mau banzai saya tetap ambil gelasnya dan ikutan, tapi isi gelasnya udara haha. Beberapa diantara mereka malah langsung bertanya, mengapa tidak boleh? terus bertanya Islam itu bagaimana? Yah tentunya saya dengan senang hati menjawabnya semampu saya. Lagi saya cuma sekali itu kok ikut ke bar. Dan ternyata bersyukur pisan menjadi muslim yang jauh dari Alkohol. Saya melihat teman-teman saya terutama yang dari eropa seperti orang gila ketika mabuk. Mata merah. Teriak-teriak. Naudzubillah dari hal-hal tersebut.
Yes, I am a Muslim Traveler
Hal yang paling ditunggu ketika traveling ke negara minoritas muslim adalah menemukan Mesjid, Islamic Center, Restoran halal atau semua yang berbau Islam. Rasanya bahagia saja bisa bertemu saudara-saudara Muslim dari berbagai negara di Masjid dan yang paling penting bisa makan kembali makanan halal.
Ohya, Alhamdulillah saya juga ketemu mahasiswa S2 yang satu kampus dan juga beliau ikutan Liqo. Waktu itu memang Murobi saya di Indonesia sudah menitipkan nama ke temannya yang ada di Korea, tapi lamaa! baru ketemu dua bulan akhir. Tapi gapapa yang penting jadinya saya sempat Liqo dan juga ikutan beberapa agenda-agenda pengajian di berbagai masjid. Jadi muslim memang asik ya, meski ga kenal, semua tetap bersaudara.
Disini saya juga sudah memutuskan tidak akan makan daging termasuk ayam yang belum jelas kehalalannya. Jadi ketika di Dorm, saya cuma makan ikan, telur dan seafood. Yang paling sedih satu bulan pertama di dorm. Makanan pengganti selalu telur kalo ga ikan. Udah kaya hambar gitu rasanya saking seringnya makan. Kita akhirnya mengadukan ke IRO kampus. Alhamdulillah di bulan ke dua, makanan pengganti khusus muslim di perbanyak. Ada cumi, tempura, dll.
Perkumpulan Pelajar Indonesia di Korea (Perpika)
Salah satu keluarga yang saya temukan disini adalah teman-teman perpika. Banyak yang bantu terutama terkait bagaimana hidup di Korea untuk pertama kali. Pas lagi backpack ke berbagai kota juga jadinya ada tempat tinggal, ya jaringan teman perpika ini. Ingin sih gabung di struktur organisasinya tapi apa daya cuma exchange jadi cukup menjadi anggota saja dan ikut agenda-agendanya.
Salah satunya Perpika Goes to Campus (PGTC) waktu itu yang saya sempat ikutan yaitu goes to KAIST. Salah satu kampus teknik terbaik di Korea.
Yang paling seru adalah acara Perpikalimpic di Busan. Acara ini intinya semacam olimpiade gitu yang pesertanya seluruh Pelajar Indonesia di Korea. Jadi ketika masih musim dingin menuju musim semi, hampir semua pelajar Indonesia berkumpul di Busan. Sekali lagi saya ikut tim Basket campuran antar kampus, yang secara random diajak karena kurang orang. Saya juga ikut tim futsal yaitu mewakili kampus sendiri.
Acaranya asik banget. Ditengah dinginnya akhir winter, benar-benar menjadi pembakar suhu tubuh. Saya juga jadi banyak kenal mahasiswa S2 dan S3 yang sedang belajar disini. Acara ini ditutup dengan tari saman yang dilakukan juga oleh mahasiswa. Terus karena sudah di Busan, saya jadinya nginep di tempat kakak S2 yang tadi satu tim di Basket dengan saya. Untuk bersiap besoknya menjelajah kota Busan.
Seoul Tour
Seoul merupakan capital city nya Korea, dan memang paling banyak momen menarik disini, jadi perlu dibuat satu sub-bab Khusus. Saya sebelum masuk kuliah sempat tinggal di Seoul dulu selama seminggu, lagi-lagi di rumah kakak kelas S2 yang kenal dari grup Facebook perpika. Waktu itu jalan keliling Seoul cuma berdua dengan satu teman Brunei yang lagi-lagi kenalnya di Masjid. Selain itu dibeberapa weekend di sela-sela kuliah saya dengan teman juga sempat jalan ke Seoul via kereta. Transportasi antar kota di Korea settle pisan jadi gampang kalo mau kemana-mana.
Disini juga Alhamdulillah bisa menyentuh salah satu ciptaan Allah yang sangat indah. Yaitu salju. Di perkotaan ga tebel banget karena sudah akhir winter, tapi di daerah atas seperti ski resort masih tebal. Alhamdulillah juga bisa mencoba pertama kali main Ski. Ini salah satu mimpi saya sejak kecil, penasaran aja bagaimana meluncur di atas salju. Bermodal youtube -karena mahal kalo mau sewa trainer- saya langsung mencoba berdasarkan video tersebut. Naik lift ke atas kemudian turun meluncur dengan ski, dan ternyata susahnya minta ampun. Saya sempat jatuh gelinding gitu, untung ada petugas yang langsung bantu. Trik awal yang paling penting adalah menguasai cara nge-rem dengan Pizza Technic. Baru melatih berbelok letter S. Setelah dicoba, beberapa kali jatuh, akhirnya bisa. Dan asik pisaan, jadi ketagihan. Semoga kedepannya bisa mencoba snowboard di negara lain. Aamiin.
Setelah puas dengan salju. Waktu itu teman pengen pisan ke tempat di mana studio K-Pop bertaburan, yaitu di distrik Gangnam. Mereka sudah googling detail semua lokasi studionya dan saya yang baru taunya cuma CN Blue dan SNSD jadi ikut-ikut aja. Sekedar cek poin doang :p
Dan yang paling mengasikan adalah ketika ada libur panjang kuliah. Waktu itu lagi zaman-zaman election. Terus ada juga libur beberapa hari yang kita anak-anak exchange langsung merencanakan untuk pergi ke beberapa tempat wisata di pusat kota. Misalnya Lotte World. Everland. Ice Museum. Dan Trick Eye Museum. Lagi-lagi rezeki datang, waktu itu teman sekamar saya anak Filipina, orang tuanya datang ke Korea dan minta saya nemanin jalan ke Seoul dan nginep di salah satu hotel cukup mewah. Jadi akomodasi selama di Seoul dibayarin oleh dia, bahkan orang tua nya maksa buat ikut juga nemenin mereka ke Ice Museum dan Trick Eye Museum. Menolak sih awalnya, ga enak aja, tapi teman saya maksa, yaudah mau gimana lagi. Hehe.
Dan ini yang paling heboh. Waktu itu tersebar berita kalo bakal ada syuting The Avengers: Age of Ultron di beberapa titik perkotaan di Seoul. Beuh langsung dah segera dengan teman ke lokasi. Kapan lagi kan lihat syuting Box Office. Sebenarnya syuting Avengers ini banyak hari nya, tapi karena bentrok kuliah jadi kita cuma sempat ngelihat syuting di Jembatan sama di distrik Gangnam. Yang terlihat cuma beberapa stuntman aja, gaada Rober Downey Jr a.k.a Tony Stark, tokoh inspiratif saya, atau pemeran utama lainnya. Tapi lumayan keren, scene kejar-kejaran gitu pake Motor Kapten Amerika. Satu jalan gede ditutup, dan mobil-mobil disiapin.
Ohya Seoul juga merupakan salah satu tempat bersejarah. Karena nyoblos caleg perdana, saya lakukan disini. Ngurus pindah nyoblos malah ga seribet di Indonesia. Milih partai apa? Rahasia. Yah intinya jempol, telunjuk dan jari tengah. Lol.
Seoul Lantern Festival
Salah satu momen menarik juga adalah ketika saya dengan tiga Cewek Rusia mewakili kampus untuk mengikuti acara Seoul Lantern Festival. Saya benar-benar rada menjaga jarak pisan dengan mereka. You know bagaimana hyperactive nya cewek-cewek Rusia. Tapi mereka tahu saya Muslim, dan cukup menghargai.
Acaranya dua hari. Kita disuruh ikut cara membuat lantern dan beberapa budaya Korea lainnya. Semua peserta memang kebanyakan orang asing yang memang merupakan target dari pemerintah Korea untuk memperkenalkan budayanya ke kita.
Di hari kedua saya akhirnya bisa lepas dari 3 cewek Rusia tersebut, karena malam sebelumnya mereka milih ke Bar dan ogah pisan ikutan haha. Jadi di hari kedua ini saya jalan-jalan melihat festival sendiri. Hiks sedih pisan ya. Tapi asik ternyata. Saya juga bisa ketemu orang-orang asing salah satunya dua pasangan dari German dan kita bertiga tiba-tiba di wawancarai TV lokal gitu. Random pisan. Saya juga pertama kali mecoba membuat vas bunga dari tanah liat. Ternyata harus tenang dan sabar buatnya. Salah sedikit langsung ga simetris kaya hasil saya Lol. Benar-benar pengalaman yang luar biasa.
Malamnya saya ketemu kak Laras dan Kak Dede, mahasiswa S2 yang sempet ketemu juga pas acara perpika. Jadinya jalan ga sendiri lagi tapi bertiga. Dan benar, lantern festival memang luar biasa indah saat Malam Hari. Semoga bisa kesini lagi dengan kamu. Iya kamu.
Voluntary Works
Ini merupakan salah satu kewajiban setiap mahasisa yang exchange, yaitu minimal ada perwakilan dari negaranya untuk Voluntary Activities, yaitu mendatangi SD, SMP dan SMA untuk menjelaskan tentang budaya negara masing-masing. Tentu saja ini merupakan tawaran yang sangat menarik, apalagi ada uang sakunya hehe.
Disini kita ke tiga tempat, yaitu dua SD dan satu SMP. Kita mengenalkan berbagai hal tentang Indonesia. Mulai dari letaknya di mana. Budayanya seperti apa. Hari raya juga. Bentuk rumah tradisionalnya. Makanan-makanan khasnya. Dan terakhir kita juga mengajak mereka bermain permainan tradisional Indonesia. Pun juga sebaliknya kita sempat diajak oleh mereka bermain permainan tradisional Korea, beberapa diantaranya sejenis juggling gitu, terus ada yang mirip monopoli, ga paham dah, yang penting saya lempar dadu bentuk kayu lonjong gitu. Asik pisan intinya.
Backpacking
Ini merupakan salah satu agenda favorit saya yaitu menjelajah Bumi Allah di sisi lain dengan cara backpacking. Ketika ada libur panjang beberapa hari dan juga selesai UTS dan UAS saya menyempatkan backpack ke berbagai kota di Korea. Transportasi nya benar-benar bagus, kereta, bus semuanya terhubung. Tapi yang paling penting juga adalah bisa baca dan sedikit nulis Hangul, karena ketika kita backpack ke beberapa tempat yang rada pedalaman -waktu itu karena ingin lihat cherry blossoms- kebanyakan orang lokal susah bahasa Inggris. Tapi asal bisa baca Hangul semua petunjuknya jelas sih.
Kota pertama backpack adalah Busan. Saya kalo ga salah sempat tiga kali kesini. Busan kota pelabuhan dan lokasinya paling rendah. Makanya dia biasanya yang mengalami cherry blossom pertama. Sempat ke Gamcheon Culture Village yang rumanya di cat warna-warni tempat running man juga. Terus ke Busan tower dan melihat keindahan kota Busan dari atas. Dan yang paling terkenal adalah pantai Haeundae, yaitu pasir putih dan pemandangannya yang luar biasa indah.
Selain itu sempat juga ke berbagai kota, misalnya Daegu, Jinju, Jeonju, Jirisan, dll. Salah satunya sempat ke Daegu tempat desa Running Man. I used to love to watch this variety show. Jadi pengen aja minimal sekali ke lokasi syutingnya. Terus sempat juga naik dua gunung, satu di Gumi satunya lagi saat di Jeju. Gunung di Korea pendek-pendek jika dibanding gunung di Indonesia, setengah hari bisa sampai ke puncak. Waktu itu sempat mendaki bareng teman dari Uzbekistan, dan membawa sejadah dan bendera Indonesia ke puncak tertingginya.
Yang paling mengesankan adalah ketika backpack 5 hari saat Cherry Blossoms. Jadi cherry blossom itu -biasa dikenal di jepang dengan bunga sakura- tidak mekar setiap harinya di Spring. Tapi cuma sekitar satu minggu kemudian semuanya berguguran dan kembali jadi hijau. Nah biasanya satu minggu itu di Korea banyak festival. Alhamdulillah pas dengan hari libur kuliah sempat berkunjung di kota paling banyak cherry blossomnya yaitu Jinhae dan Jirisan. Di jirisan ada jalan yang terkenal dengan marriage road yaitu seperti gua merah jambu sepanjang 2 KM.
Last but not least, sebelum pulang, ketika UAS sudah selesai. Kita menyempatkan beberapa hari untuk berkunjung ke Jeju. Sudah di Korea sayang aja misal ga ke Jeju. Beruntungnya lagi, kakak kelas ada yang kenal dengan proffesor di Jeju yang merupakan salah satu dari 5 orang pertama (atau 9 ya? lupa) yang masuk islam di Korea. Namanya proffesor Daeyeon Kim. Dia punya anak muslim juga dan sekarang studi di Malaysia. Prof ini punya islamic center yang biasa dipinjamkan ke para turis atau pengunjung secara cuma-cuma. Syaratnya satu mereka adalah Muslim. Alhamdulillah jadi selama di Jeju kita menginap disini. Dari beliau kita juga banyak mendapat cerita, tentang perjuangannya membangun Islamic center, memperjuangkan restoran halal, dan sejarah islam lainnya di Korea.
Kita juga sempat mendaki ke puncak tertinggi di Korea yang merupakan salah satu 7 wonders untuk tahun ini yaitu Halasan Mountain. Saat diperjalanan banyak bertemu turis, beberapa di antaranya dari Prancis dan USA.
4. Hongkong Short Trip
Sebelum pulang ke Indonesia saya memang sengaja sebisa mungkin mengunjungi negara lain terlebih dahulu. Tapi beasiswa KGSP Korea tidak memperbolehkan hal tersebut, jadi memang harus menggunakan pesawat yang langsung dari Korea ke Indonesia. Sempat pupus harapan. Tapi Alhamdulillah jika sudah tertulis di Lauhul Mahfuz rezeki ga bakal kemana dah. Jadi saya mengakalinya dengan mencari pesawat yang transit dahulu di negara lain dalam jangka waktu yang singkat, dan setelah saya tanya IROnya, hal tersebut diperbolehkan. Yeay!!
Waktu itu ada beberapa pilihan, ada yang transit ke Cina, Jepang dan Hongkong. Cina pesawatnya jelek (songong pisan haha. Yah mumpung dibayarin :p). Terus transitnya juga bentar, cuma 6 jam kalo ga salah. Jepang? saya sudah pernah, tahun lalu. Jadi yang paling pas adalah Hongkong. Pesawatnya keren juga Cathay Pasific, Garuda nya Hongkong gitu. Terus transitnya juga lumayan lama. Hampir 1 hari, jadi bisa sempat keluar bandara.
Alhamdulillah, Allah memberikan jalan. Jadi sebelum pulang ke Indonesia saya sempat short trip dulu di Hongkong. Sehari emang sangat ga cukup sih, tapi untuk kategori dibayarin, that was more than amazing trip. Sempat ke dua Masjid & Islamic Center, coba dimsum Hongkong yang halal, jalan di avenue of stars, juga nonton light-show di pinggir sungai yang sangat terkenal dikalangan backpacker. Waktu itu mau ke Victoria Peak, tapi antri nya cuy. Bisa ketinggalan pesawat dah kalo coba itu. Intinya pengalaman backpack yang dibayarin yang asik lah :D
5. Puasa & Lebaran bersama Keluarga
Salah satu yang juga saya syukuri di tahun ini adalah saya bisa Puasa Ramadhan di Palembang. Alhamdulillah. Bayangin aja, hampir setahun saya ga balik, puasa sebelum belumnya selalu di luar, apalagi dulu pernah puasa saat Summer di Jepang (OMG. kebayangkan waktu siangnya lebih panjang). Terus tahun lalu juga puasa di Bandung ga sempat balik. Tapi di tahun ini saya bisa kumpul lagi bareng keluarga. Dan yang paling sabi, semua anak-anaknya Ayah Ibu bisa kumpul. Adik saya Alhamdulillah sempat balik karena ada libur UGM. Adik yang paling kecil juga baru beres tahun pertama SMA jadi sudah keluar dari asrama. Tahun kemarin anak-anaknya pada cabut semua soalnya, saya ke Korea, Adik ke UGM, satunya di asrama. Sepi pisan deh rumah :(
Tapi (sekali lagi) Alhamdulillah tahun ini kami kembali dipertemukan di rumah tercinta. Tentunya kesempatan ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sahur & Buka bareng; Piknik kecil-kecilan; Memperlancar nyetir dengan ayah (dan akhirnya resmi dapat SIM juga hehe); dan ini yang sangat ditunggu: Foto Keluarga. Ibu pengennya saya pake toga dulu, tapi yah kelamaan. Terus emang belum sempat foto pake almamater jadi disempetin deh.
Pokoknya tahun ini keluarga kita utuh pisan dah. Dan penutup yang paling membahagiakan, saya juga bisa menghabiskan 10 malam terakhir di masjid dekat rumah. Kangen pisaan. Gedung nya. Ifthar nya. Saur nya. Tarawihnya. Juga suasana Itikafnya. Allah memang Maha Mengetahui kebahagiaan sederhana hambaNya :’)
6. Wisuda Juli ITB
Waktu itu saya dilema karena dari Korea, saya langsung ke Palembang, ga sempat ke Bandung dulu. Padahal ada acara bersejarah yaitu wisuda Juli ITB, yang mana teman seangkatan saya di Elektro normalnya pada lulus. Mau ke Bandung tapi tiket mahal bolak-balik PP Palembang-Bandung. Awalnya mau menghemat, jadi saya ke Bandung terus ga usah ke Palembang lagi, tapi Ibu tetep pengen saya lebaran di rumah. Yah untuk teman-teman saya tercinta, rela dah, saya memutuskan untuk ke Bandung cuma seminggu doang buat ketemu mereka dan datang wisuda. Tiket PP pun saya beli.
Alhamdulillah bisa hadir di Wisuda Juli ITB 2014 ini. Mungkin 80% EL 2010 lulus di wisuda ini. Jadi memang rame pisan. Doakan saya segera menyusul kalian ya teman-teman.
7. Colorful Ramadhan
Seminggu di Bandung benar-benar saya maksimalin!! Semua teman sebisa mungkin saya ajak buat buka bareng. Alhmadulillah beberapa terwujud. Saya juga sempat buka bareng dengan teman-teman SMA pas di Palembang.
Punya teman memang salah satu nikmat yang harus disyukurin pisan juga ya. Bahagia aja pas ketemu mereka.
8. Kumpul lagi dengan anak-anak FIM
Salah satu keluarga yang saya miliki di Bandung adalah teman-teman Forum Indonesia Muda (FIM) Kece. Ga cuma dari ITB doang, tapi juga dari berbagai kampus di Bandung. 1000 teman memang ga bakal cukup yak. Saya memang di tahun 2012 dulu (pisan) sempat ikut FIM angkatan 12 di Jakarta. Sempat aktif setelah acara. Ikut gathering. Ngajar di Rumbel FIM. Tapi karena waktu itu ngurus Pemira, terus disambung exchange, jadinya jarang nongol lagi deh.
Alhamdulillah di tahun ini saya bisa kumpul lagi bareng mereka. Bahkan untuk tahun depan InsyaAllah saya coba daftar jadi Panitia FIM 17. Jadi yok yang belum ikutan FIM get ready aja buat pendafatarannya. Biasanya yang daftar bisa sampe ratusan hingga ribuan loh kalo ga salah. Jadi be prepared aja
9. Reuni Akbar SMA
Ini juga salah satu berkah Lebaran, saya diberi kesempatan ikut reuni akbar SMA. Waktu itu sebenarnya rada mager, karena adik saya juga ga ikutan. Terus pas hari H pisan, random gitu diajakin teman. Udah deh langsung meluncur ke Hotel Novotel, tempat reuni diadakan.
Ini benar-benar reuni akbar karena dari angkatan pertama SMA diundang (udah jadi bapak-bapak hehe). Ketemu juga dengan teman-teman sekelas perjuangan, dan tentunya dengan Wali Kelas tercinta, Bu Ria, orang tua kedua saat di sekolah. Alhamdulillah
10. And Finally Marriage… (of Friends)
Ini nih yang dinanti, akhinya (teman) saya menikah!! Haha. Yes friend not (yet) me. Bukan teman ding sebenarnya, teman-teman. Karena ada 4 orang angkatan 2010 yang saya kenal menikah. Jek, Hanif+Lathifa, dan Tya. Barakallahu fiikum ya teman-teman. Semoga saya bisa (segera) menyusul di waktu yang tepat. Aamiin.
Di nikahan jek saya sempat jadi panitia dokum karena punya DSLR. Terus hampir sempat jadi sopir pernikahan yang nganterin mempelai karena sopir utama tiba-tiba ga bisa hadir. Untung ga jadi. Huft. Bayangin aja sih, saya yang baru dapet SIM, disuruh bawa Merci. Ngeri kan haha. Tapi ujung-ujung nya saya tetap jadinya bawa Merci untuk ngembaliin mobilnya. Wew ini benar-benar pengalaman yang keren tapi kalo tau aslinya kocak abis dah. Waktu itu cuma Ocen yang tau karena dia yang nemenin saya bawa mobilnya.
Tapi khusus untuk para pembaca setia saya ceritain deh konyolnya pas saya bawa Merci. Jadi Marcedes teh kan mobil Eropa, lumayan banyak yang beda dengan mobil Jepang. Waktu itu lupa tipe Mercinya apa, tapi intinya pertama rem tangannya beda. Terus khusus merci ini emang rada punya beberapa masalah. Pas setir ke arah kiri bunyi ‘grek grek’ menyeramkan gitu. Terus gagang kuncinya bisa copot. Fail nya lagi -ini kejadian konyol satu- jadi pas saya mau muterin nih mobil di jalan, tiba-tiba mesin mati (koplingnya dalem). Jadi macet kan tuh karena emang jalan dua mobil doang dan matinya ketika mobil lagi paralel. Pas mau ngidupin lagi nih mobil, gagang kuncinya copot jatuh ke bawah bangku zzzzz. Langsung klakson-klakson bertebaran. Apa ga keringet dingin tuh. Mobil bagus, masih ada bunga-bunga lagi di kap depannya. Gemeteran pisan waktu itu tangan haha. Tapi setelah beberapa saat problem solved. Gagang kunci ketemu mesin hidup lagi. Mobil berputar. Untung waktu itu di daerah Sukajadi yauda lah ya gaada yang kenal.
Kejadian konyol ke dua, ini yang lebih parah. Jadi petunjuk yang ada di perseneling buat mindahin gigi di mobil Merci ini, untuk gigi satu, tinggal majuin ke depan. Lurus. Kalo mobil jepang kan ke sudut kiri atas (Ngerti lah ya?). Jadi yaudah gigi satu, saya majuin lurus. Tiba-tiba pas ditanjakan. Mesinnya mati. Tanjakannya curam lagi. Langsung rem tangan dan kaki saya panjat. Waktu itu pas lagi rame jadi buat macet (lagi) haha. Kapok dah. Parahnya pas saya mau kembali masuk gigi satu. Berat banget mobil ga bisa maju-maju. Terus mati lagi. Masukin gigi satu lagi, masih berat, padahal udah setengah kopling tapi tetep ga mau naik mobilnya. Ga tau harus ngapain. Akhirnya kita berhenti di tanjakan 45 derajat itu, mempersilahkan mobil lain nyusul dulu. Center of attention yang kedua LOL. Lumayan lama, hampir 15 menitan, karena memang lagi rame-ramenya. Bau ampas rem udah tercium saking lamanya pake rem tangan. Udah mulai sepi, saya masuk gigi satu lagi. Masih ga mau maju! Duh. Mobil bagus, masih ada bunga, nyangkut ditanjakan, konyol pisaan haha. Sempet mikir mau nelpon mobil derek. Tapi ternyata tau ga masalahnya? Petunjuk di perseneling mobil ini menipuu. Gigi satu ternyata tetap ke sudut kiri atas, bukan tinggal lurus majuin ke depan. Lurus ini gigi tiga, jadi sama kayak mobil Jepang Bzzz. Jadi kenapa mobil mati terus yaa karena saya langsung gigi tiga, pantes ga mau naik-naik. Wkwkwk. Yah Alhamdulillah endingnya mobil bisa dikembalikan dengan selamat tanpa ada apa-apa.
Ohya sama satu kejadian ga jelas lagi saat nikahan jek yaitu para joms joms 2010 pada tampil, untung tamunya sudah pada balik jadi ga terlalu mengganggu haha. Check it out saja. Baru saya upload di youtube
Nikahan Hanif-Lathifa, Alhamdulillah sempat hadir. Pas banget setelah wawancara kerja pertama. Mereka sesama 2010 FT, sesama orang bandung juga, SMAN 3 & SMAN 2, saya kenal Hanif nya doang. Lathifa belum kenal. First time ngeliat di pelaminan cocok pisan dah. Semoga bisa menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah ya bro. Terakhir nikahan Tya, ga sempat hadir karena ada sedikit kerjaan di Bandung. Intinya semoga berkah dan saya juga bisa menyusul ya teman-teman. Aamiin
11. (Akhirnya Memulai) Tugas Akhir
Yeay. Akhirnya (baru) memulai Tugas Akhir. Di kala teman yang lain sudah berkeluyuran, mencari kerja, S2, mulai bisnis, atau akan sidang TA, saya masih baru mau memilih judul. But I don’t regret it. Toh saya juga masih ’93, there’s still much time to learn. Jadi saya di TA ini ngambil topik Biomedik lebih tepatnya EKG Homecare untuk deteksi dini kelainan jantung. Jadi rada berhubungan dengan electric-medical gitu.
Kemarin sih alasannya simpel, intinya pengen ambil topik yang jelas aplikasinya, kalo bisa untuk menolong orang lain. Jadi output TA kita bertiga ini -ngerjainnya bareng angkatan 2011- adalah alat Elektrokardigraf portabel yang bisa terintegrasi dengan smartphone dan bisa digunakan di rumah. Jadi pasien tidak perlu ke rumah sakit untuk check up rutin. Cukup menggunakan alat ini dan mengirimkannya ke dokter. Sekarang sedang bersiap TA 1. Semoga alat ini jadi dan bisa diaplikasikan kedepannya. Aamiin.
12. Lanjut Tahsin, Mulai Tahfidz & Belajar Bahasa Arab
Sebenarnya saya mulai tahsin di Tar-Q tahun 2013 lalu karena pengen belajar lebih dalam terkait mahkraj dan tajwid yang benar. Tapi karena berangkat exchange jadinya tahun lalu cuma sempat menyelesaikan satu level doang, terus cabut ke luar jadinya ga bisa nerusin. Tapi Alhamdulillah sepulang exchange, tepatnya beberapa minggu yang lalu saya daftar lagi dan diperbolehkan untuk langsung melanjutkan ke level 3 dari total 4 level. Bagi teman-teman yang mau membenarkan bacaanya sesuai tajwid yang benar, belajar disini sangat direkomendasikan pisan. Murah cuma 90,000 per level per 2 bulan. Belajarnya seminggu sekali satu jam setengah. Yang paling penting memang Talaqinya. Terus banyak juga hal-hal baru yang saya dapat dari sini terkait tajwid. Misal kemarin belajar tentang idgham, dan ternyata ada juga yang namanya Izhar Mutlak. Ustad yang ngajarin juga baik pisan dan benar-benar bagus bacaanya. Yang mau daftar bisa langsung ke lokasinya yaitu di jalan pahlawan, tuh tempatnya easy to reach juga kan. Terutama yang mau ngafal Qur’an, tahsinnya harus benar biar ga asal-asal ngafalnya. Jadi tunggu apalagi :D
Kemudian tahun ini juga saya diperkenalkan ke Ustad Zaenal oleh seorang teman untuk mengikuti program tahfidz. Sebelum-belumnya saya memang hanya menghafal secara random dan muroja’ah ke teman, itupun tidak rutin. Dengan mengikuti tahfidz dengan Ustad Zaenal ini insyaAllah bisa rutin setoran bada zuhur di Salman. Gratis lagi. Teman-teman juga yang mau ikutan bisa bilang ke saya. Syaratnya minimal tahsin dasar sudah benar & ada niat untuk menghafal. Sisanya tinggal menghafal setiap minggu dan Muroja’ah atau Ziyadah setiap bada Zuhur di koridor depan selatan Salman. Selain itu saya juga diajakin untuk belajar bahasa Arab setiap jumat malam di rumahnya Ustad Zaenal di rajawali. Ini tapi masih belum konsisten, dari kitanya sendiri yang memang masih belum serius & istiqomah. Semoga di tahun depan bisa kembali melanjutkan belajar bahasa Arab. Karena ini adalah bahasa Al-Qur’an. Petunjuk hidup, langsung dari Sang Pencipta kita. Jadi minimal ingin tahu dasar-dasar supaya minimal ketika menghafal bisa sedikit faham kandungan suratnya. Ohya ini juga gratis, yang penting kita nya punya kendaraan dan kemauan untuk ke tempat ustadnya. Misal ada yang tertarik gabung bilang ke saya juga aja. Semakin rame biar makin banyak yang saling mengingatkan
13. Kontrakan & Keluarga Baru: Altampani
Bersyukur pisan pokoknya bisa gabung ke kontrakan yang dinamakan Altampani ini. Jadi random waktu itu pas lagi nyari kontrakan sepulang dari Korea, diajakin temen gabung kesini. Saya tanya siapa aja dalemnya? Katanya kebanyakan alumni PPSDMS, asik kan, pada sholeh-sholeh, jadi bisa nge-backup di kala futur. Terus yang paling penting kontrakannya di samping masjid pisan. Kriteria idaman ini mah. Jadi langsung OK, count me in.
Alhamdulillah ternyata banyak bonus nya juga di kontrakan ini. Mereka memang udah lama ngontrak bareng jadi sudah ada TV & langganan TV kabel, lumayan pisan buat nonton Premiere League. Terus udah ada kulkas & kompor juga, jadi sedikit-dikit bisa belajar masak. Udah banyak katalog karya nih yang saya ciptakan. Pernah masak steak daging kurban juga. Gimana hasilnya? Edible dah yang penting haha. Pernah juga buat Waffle karena waktu itu ada diskon gede-gede an di Lazada, jadi langsung saya beli deh wajan wafflenya. Wacananya sih pengen dijadiin bisnis sambilan. Semoga bisa kongkrit.
Terus internet nya sabi pisan, pasang speedy 3 Mbps. Lumayan mengobati jet lag sepulang Korea yang kecepatannya sampe 92 Mbps. Orang-orang Altampani pada unik-unik. Kebanyakan kakak kelas & galau-galau gitu wkwk (saya juga termasuk). Pengen nyeritain mereka satu-satu tapi pasti bakal panjang pisan. Intinya I’ve found a new family in here.
14. Startup Bisnis & Proyekan
Target tingkat akhir memang mau mencoba fokus TA dan mulai mencari rezeki sendiri. Karena di tingkat akhir (yang telat ini) saya sudah ga punya beasiswa lagi, jadi benar-benar harus mencari sendiri untuk bertahan hidup. Ada sih lumayan sisa beasiswa exchange KGSP kemarin, tapi tetap aja kalo bisa ada penghasilan per bulan. Sempat mengajukan ke beberapa beasiswa lain tapi semuanya ditolak. Belum rezeki berarti. Tapi Alhamdulillah Allah memberikan rezeki-Nya dari jalan lain dan lebih bahagia karena hasil dari keringat sendiri.
Jadi di kontrakan Altampani yang saya tulis sebelumnya, kebanyakan dihuni para angkatan atas dan udah pada kerja juga S2. Makanya kerennya dari mereka, kakak-kakak saya tercinta ini sering banget bawa makanan, terkadang delivery PHD, KFC, jadi bagi-bagi rezeki misal uang proyek atau gaji baru turun. Sebagai adik yang baik ya saya coba membantu mereka berbagi rezeki (oportunis pisan ya haha). Beberapa mereka aktif ngerjain proyek, dan biasanya kita yang masih kuliah ini ikutan bantu-bantu. Yah lumayan pisan buat nambah ‘uang jajan’.
Selain bantu proyek saya juga mencoba ngerjain bisnis & startup bareng teman. Sempat coba jualan Kurban. Seharusnya bisa untung gede pisan. Tapi ternyata ga segampang yang dibayangkan. Lumayan sih. Terutama pengalamannya, dan bisa bantu orang lain buat kurban juga. Terus jualan handy-crafting yang kita namakan PIXEL. Awalnya kita pengen integrasiin dengan elektro produknya. Tapi waktu itu kita ngejar target bisa jualan pas wisudaan, jadi prototip satu cuma bentuk sovenir sederhana. Hasil pertama bisa dikatankan lumayan, dan masih sangat memungkinkan prospeknya untuk dilanjutkan.
Kemudian ada satu startup lagi yang saya dengan beberapa teman sedang kerjakan. Itu tech-based pisan, something new. Tapi masih on progress belum kongkrit, semoga tahun depan bisa tercapai. Aamiin
15. Mengajar Privat
Salah satu pintu rezeki lainnya yang Allah berikan adalah dengan mengajar privat. Jadi disuatu hari, saya dikasih tau teman ada yang mencari guru privat di lembaga Global Education Training (GET). Langsung deh apply dan keterima. Alhamdulillah ga tanggung-tanggung, saya langsung dapat 5 murid privat untuk semester kemarin. Dua orang murid SMP Temasek International School, namanya Adit & Azka. Adit ayahnya orang jepang, ibunya orang indonesia. Makanya nama dia Adit Kazuya. Azka orang tua nya salah satu pejabat di DPRD kalo ga salah. Jadi belajarnya di rumah dinas nya yang gede pisan di pinggir jalan setiabudi. Depan Hokben. Terkadang dibeliin ibu nya makanan/minuman. Baik deh pokoknya. Bahagiannya mereka berdua muslim. Adit juga. Saya tanya ayahnya dia ga mau jawab, tapi katanya dia sendiri muslim. Pesan ibu saya sebelum mengajar minimal ajak murid untuk baca doa belajar, atau seminimalnya baca Basmallah. Termasuk sebelum ujian. Dan mereka mau. Ntah mengapa ketika mereka mau baca Basmallah aja, kerasa bahagia banget :’)
Kemudian 3 orang lagi dari Bandung International School (BIS). Pertama namanya Andrew. Masih TK. Jadi saya memang mengajar membaca & menulis Bahasa Inggris ke dia. Meski masih TK Bahasa Inggris nya lancar pisan. Karena memang di rumah, keluarganya sehari-hari bicara bahasa inggris. Pas saya ngajar dia pun pake bahasa inggris. Lumayan bekas-bekas exchange kemarin kepake. Justru saya yang banyak belajar dari dia hehe. Dua lagi kakak beradik, namanya Rayhan & Jasmin. Saya mengajarnya gantian masing-masing satu jam. Sama dengan Andrew pakai bahasa Inggris juga. Semua anak BIS bahasa sehari-harinya bahasa inggris. Saya yang justru rada kagok pas ngajar. Tapi lama-lama jadi biasa. Sayangnya mereka berdua ga lanjut semester depan karena keluarganya harus pindah ke luar negeri.
16. Mulai “mempersiapkan” ….
Mempersiapkan apa nih? #eaaa. Ya itu masa depan. Mulai mikir bakal gimana paska lulus, apa kerja, S2, bisnis, dan tentunya juga mencari calon… umm, calon tempat aktivitas paska kampus maksudnya. Haha. To the point aja dah, calon pendamping juga :p. Meski pastinya Allah sudah mengetahui yang terbaik, tapi tetap harus berusaha juga kan. Meski ini memang belum jadi konstrain utama sih dan pasti bakal indah pada waktunya. Jadi stay calm aja.
Di 2014 ini saya juga mulai coba “iseng” kirim CV ke beberapa perusahaan, karena memang belum punya ijazah. Kemarin sempat ikut P&G CEO academy, lumayan pelatihan beberapa hari di Jakarta terus dibayarin. Sempat juga mengikuti wawancara Toshiba. Meski saya rada ragu sih terkait hal ini karena katanya memang harus mengabdi di Toshiba dalam waktu lama, dan kemungkinan saya rada enggan. Yah, Allah pasti tau yang terbaik.
Selain kerja/bisnis tentunya mau mempersiapkan untuk S2 di luar juga. Idealnya sih saat ke luar sudah ga sendiri. Karena kerasa pisan travel sendiri di luar benar-benar hampa #eaa. Sudah ada beberapa target negara. Beberapa di antaranya US (UC Berkeley, NYU), UK (ICL, Manchester), German (TUM, Aachen), Belanda (TU Delft) dan juga Arab (KAU Jeddah). Banyak pisan? Yah namanya juga sedang bermimpi, sebanyak & setinggi nya saja, toh semuanya belum pasti lulus. Atau mungkin masuk di luar univ-univ tersebut. Just trust with His plan.
———————————-
Intinya tahun ini benar-benar tahun yang luar biasa di timeline hidup saya. Tapi mengingatkan juga untuk para pembaca dan terutama saya sendiri. Segala hal yang berkaitan dengan dunia, aktivitas kita, harta kita, semuanya sementara, ga bakal di bawa kelak di akhirat. Jadi semua perjalanan kita setiap tahun sangat wajib kita niatkan untuk beribadah kepadaNya. Selalu niatkan untuk mempersiapkan hidup yang lebih kekal paska kematian nantinya. Selalu jaga amalan yaumiah kita. Tambah amalan Sunnah. Dekatkan diri dengan Al-Qur’an. Dan selalu berkumpul dalam majelis ilmu bersama teman-teman yang bisa saling mengingatkan di jalan kebenaran.
Well, that’s all. saya niat pisan yaa nulisnya haha. Padahal ini versi compact nya, masih banyak untold stories yang belum di tulis. Intinya, See you next year!! Semoga kita semua bisa lebih dekat denganNya dan menjadi manusia yang lebih baik dari diri sendiri di tahun berikutnya. Aamiin.
Belajar dTar-Q gak mahal ya baru tau, padahal kantor ku satu gedung sama Tar-Q kirain mahal hoho ntar dicoba deh
Lah kantor maneh disana toh.
Iya TarQ 90rb doang. Belajarnya cuma seminggu sekali lagi. Jadi ga banyak nyita waktu. Tapi harus sering2 tilawah sendiri buat ngelancarin. Ayo ded ikutan. Kalo mau tahfids juga bisa bareng urg dengan Galih dengan ustad Zaenal
Pingback: New Home(s) | Curahan Kehidupan dalam Rangkaian Kata