Bacaan Ketika Saya (atau Kamu) Gagal


Tulisan ini dibuat tujuan utamanya untuk mengingatkan diri saya pribadi & kalian yg mungkin pernah mengalami perasaan yang sama, yaitu pahitnya kegagalan. Ya benar, saat ini banyak kegagalan yang sedang saya rasakan. Tidak perlu diutarakan semuanya, tapi kegagalan yang paling mengombang-ambingkan pikiran saya adalah nilai dan hasil ujian saya yg sungguh tidak memuaskan di semester ini. Terlepas dari variable eksternal (dosen yang mengajar, kegiatan non-akademik, dll), entah mengapa saya merasa memang nasib saya sedang berada di bawah sekarang. Menjumpai kegagalan terhadap amanah dari orang tua dan masyarakat yaitu hasil dari ujian berkuliah di ITB ini. Meski Indeks Prestasi (IP) belum keluar, namun beberapa nilai sudah diumumkan dan saya sangat down terhadap nilai-nilai tersebut, terutama akan sangat berpengaruh di IPK saya nanti.

When we start to have life

Life is not such flat! Hidup layaknya kurva sinus yang beresonansi terhadap sumbu y positif dan negatif. Alkisah, suatu hari keledai milik seorang petani terjatuh ke dalam sumur. Sementara si petani sang pemiliknya memikirkan apa yang harus dilakukannya terhadap keledai tadi. Akhirnya dia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur itu juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong si keledai. Ia kemudian mengajak tetangganya untuk membantunya. Mereka membawa skop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Si keledai menyadari apa yang terjadi. Dia meronta-ronta namun ia kemudian jadi diam. Setelah beberapa skop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya. Walaupun punggung si keledai terus ditimpa dengan tanah dan kotoran. Si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah. Lalu dia menaiki tanah tersebut. Si petani terus menuangkan tanah kotor itu ke atas punggung hewan itu namun si keledai juga terus menggoncang-goncangkan badannya. Dan kemudian melangkah naik akhirnya si keledai bisa meloncat dari sumur dan bisa melarikan diri. [1]

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran serta masalah kepada kita. Maka cara untuk keluar dari sumur kesedihan dan masalah itu adalah dengan menjadikan kesediahan dan masalah tersebut menjadi tangga untuk keluar masalah dan kesedihan itu sendiri, jangan pernah benamkan masalah dan kesedihan dalam otak dan hati kita, tapi leparkanlah keluar lalu rakitlah menjadi tangga bersama orang-orang yang pandai merakit. Nah dalam usaha merakit itu jangan pernah menyerah dan berputus asa karena sikap menyerah dan putus asa itu adalah jenis barang dagangan Iblis yang paling laku keras.

Putus asa merupakan hal yang mudah sekali didapatkan. Saya bisa saja segera mengambil tali dan menggantukan leher saya dilangit-langit tanpa pijakan di lantai. Saya juga bisa segera pergi ke gedung bertingkat dan langsung jatuh bebas dari lantai teratasnya. Mungkin terdengar sedikit berlebihan, tapi fakta menyatakan banyak sekali orang, terutama mahasiswa yang melakukan hal tersebut dikarenakan hal-hal seperti nilai, ditolak dan tidak sanggup melanjutkan perkuliahan. Tapi apakah hal tersebut menyelesaikan masalah?

Silvester stallone memasarkan film Rocky ditolak 1855 kali.

Walt Disney ditolak 302 kali ketika mengajukan proposal Disneyland.

Merry Curie sebelum menemukan elemen radium, penelitiannya gagal sebanyak 48 kali

Thomas Alfa Edison menciptakan bola lampu melakukan percobaan sampai 999 kali

Rasulullah ketika melanjutkan kehidupan Islam di dunia. Dengan berbagai cara , beliau ditolak di Thoif , dicemooh, dicaci maki. Bahkan diembargo kebutuhan konsumsinya bertahun-tahun dan Beliau tidak pernah menyerah.

Berkaca dari kehidupan mereka, tidak ada orang yang berhasil tanpa melewatkan kegagalan. Justru karena kegagalan, tokoh-tokoh besar tersebut bisa meningkatkan diri menjadi pribadi yang lebih tangguh dengan kapasitas diri yang semakin tinggi. (Mengingatkan diri) nilai-nilai bukanlah yang seharusnya mejadi tujuan utama kuliah. Bukan berarti tidak penting, namun jika sudah terlanjur mendapatkan hasil ujian yang buruk janganlah diam dalam genangan kegelisahan akan nilai tersebut. Sisihkanlah tanah-tanah kegagalan akan nilai tersebut dan manfaatkanlah untuk meningkatkan derajat diri, layaknya keledai di kisah sebelumnya yang hendak ditimbun oleh tuannya.

Ada satu kisah lagi yang sungguh menginspirasi terutama bagi kita-kita yang sedang berada di bawah payung kegagalan. Ada seorang laki-laki yang memiliki sejarah hidup yang luar biasa:

  • 1831 – ia mengalami kebangkrutan dalam usahanya.
  • 1832 – ia menderita kekalahan dalam pemilihan tingkat lokal.
  • 1833 – ia kembali menderita kebangkrutan.
  • 1835 – istrinya meninggal dunia.
  • 1836 – ia menderita tekanan mental sedemikian rupa, hingga hampir saja masuk rumah sakit jiwa.
  • 1837 – ia menderita kekalahan dalam suatu kontes pidato.
  • 1840 – ia gagal dalam pemilihan anggota senat Amerika Serikat.
  • 1842 – ia menderita kekalahan untuk duduk di dalam kongres Amerika Serikat.
  • 1848 – ia kalah lagi di kongres Amerika Serikat.
  • 1855 – ia gagal lagi di senat Amerika Serikat.
  • 1856 – ia kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden Amerika Serikat.
  • 1858 – ia kalah lagi di senat Amerika Serikat.
  • 1860 – ia akhirnya menjadi presiden Amerika Serikat.

Siapakah dia? Namanya ialah Abraham Lincoln. Ialah laki-laki yang menjadi presiden Amerika Serikat ke-16 yang berhasil memimpin bangsanya keluar dari Perang Saudara Amerika. Ia juga mampu mempertahankan persatuan bangsa kala itu dan menghapuskan perbudakan yang ada di Amerika Serikat [3]. Mungkin jika orang lain yang mengalami demikian banyak kegagalan ia sudah mengangkat bendera putih untuk mundur secara teratur. Tetapi Abraham Lincoln maju terus, kata mundur sama sekali tidak ada dalam kamusnya. Akibatnya, setelah semua kegagalan ia dapati, ia kemudian mencapai suatu sukses yang luar biasa.

Keberhasilan merupakan akumulasi dari kegagalan sebelumnya. Namun definisi gagal disini harus diluruskan dan diperlukan persamaan persepsi. Kegagalan (menurut saya pribadi) adalah ketika kita sudah berikhtiar semaksimal mungkin namun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ada variable takdir dan keputusan dari Yang-Maha-Menentukan disini, yaitu Allah SWT. Berbeda jika kita melakukan sesuatu dengan minim ikhtiar dan jauh dari doa tapi berharap mendapatkan hasil yang maksimal, itu namanya kebodohan.

Allah SWT pun ketika Dia memberikan kegagalan dan cobaan kepada umatnya, pastinya sudah memiliki alasan yang jauh dari jangkauan pikiran manusia. Pasti ada berjuta hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari kegagalan yang kita dapatkan tersebut. Betapa indah Allah SWT mengungkapkan dalam firmannya;

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al-Insyiroh 94: 5-8)

Belum ada dan dipastikan tidak akan ada manusia yang bisa menciptakan mesin waktu. Jika sudah selesai dalam urusan, terutama ketika hasilnya adalah kegagalan maka berlalulah untuk mengerjakan urusan lain di masa sekarang. Hadapilah yang sekarang bisa dihadapi, jangan hanya merenungi masa lalu dan terucap berkali-kali “Jika saja saya waktu itu mengerjakan ini…”, itu artinya kita hanya orang bodoh yang membiarkan diri kita tenggelam dalam penyesalan masa lalu. Biarkan masa lalu menjadi tangga untuk kita terus melangkah menuju cita-cita yang lebih tinggi. (Kembali mengingatkan diri) biarlah nilai-nilai yang sudah keluar menjadi angka yang tidak berarti lagi untuk diubah, tataplah ke depan untuk memperbaiki nilai-nilai mata kuliah yang masih dapat diubah. Sungguh-sungguhlah dalam ikhtiar dan doa serta jadikanlah kegagalan di masa lalu menjadi evaluasi agar tidak terulang untuk masa yang akan datang.

Satu kisah terakhir sebelum saya menutup tulisan ini, yaitu kisah seorang pemuda yang sungguh membuat saya untuk berusaha menjadi orang yang besar yang seimbang kehidupan dunia dan akhirat.  Yang membuat saya ingin terus meningkatkan kapasitas diri terhadap pengetahuan dan kedekatan dengan Sang Illahi. Yaitu, seorang pemuda yang sangat saleh yang ketika berusia 21 tahun berhasil memimpin islam menaklukan eropa. Namanya Muhammad Al Fatih.

Ketika memimpin, Muhammad Al Fatih  dikenal dengan sifatnya yang tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan dan mempunyai kemampuan mengawasi diri (self control) yang luar biasa. Kemampuanya dalam memimpin dan mengatur pemerintahan sangat menonjol. Namun satu hal yang paling menginspirasi saya, terutama dalam menghadapi meteor-meteor kegagalan yang sedang berjatuhan ini adalah mengenai frekuensi shalat malamnya (Qiyamul lail).

Suatu hari timbul soal ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota yang baru berhasil ditaklukannya, konstatinopel. “Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh!!! Maha suci Allah! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu. Luar biasa!

Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rowatib? kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!!”. Sebagian lainya segera duduk. Artinya, pasukan islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelum shubuh dan shalat rowatib lainnya. Namun ada yang pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al Fatih.

Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya Muammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!!” apa yang terjad? Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur. Semua yang hadir dengan cepat duduk! ”Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia? dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng Byzantium Konstantinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tak kosong semalampun. [4]

Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusuk, ditegakkan setiap malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari pasukan Muhammad Al Fatih. Hal itu juga yang meyakinkan pola pikir saya bahwa orang-orang besar yang berpengaruh, memiliki sejarah hidup yang tidak selayaknya orang-orang pada biasanya. Beliau rela bangun disepertiga malamnya, mengurangi waktu istirahatnya guna berkhalwat dengan Sang Maha Pencipta.

Which one will you choose, surrender or keep moving forward ?

Ditengah (beberapa) nilai-nilai ujian yang kelam ini, memotivasi saya bahwa harapan itu masih ada. Masa depan dapat dirubah dengan melakukan yang terbaik untuk hari ini. Masih ada beberapa nilai yang tersisa yang masih bisa diubah hasil akhirnya. Masih ada keberhasilan dibalik hujaman tajam dari pedang kegagalan hari ini. Justru luka tersebutlah yang kelak membuat kita kuat untuk menghadapi hari-hari esok yang lebih baik. Allahualam.[]

Sumber:

[1] http://ramah.fh.unsri.ac.id/

[2] http://www.nomor1.com/

[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Abraham_Lincoln

[4] http://menarainspirasi.blogspot.com/

4 thoughts on “Bacaan Ketika Saya (atau Kamu) Gagal

Leave a comment