Journey to Find Rizq (IV): Brute Force Mencari Kerja

Ini sambungan dari tulisan sebelumnya. Akhirnya punya waktu buat nulis lagi. Tulisan sebelumnya bisa dilihat disini:

Journey to Find Rizq (I): Short, Middle and Long term Plan

Journey to Find Rizq (II): Opsi-opsi

Journey to Find Rizq (III): Kriteria & Pengalaman Daftar Kerja sebelum Lulus

Jadi, tepatnya di suatu tanggal di bulan oktober 2015 (lupa), Alhamdulillah akhirnya aku diwisuda dari kampus gajah tercinta ini. Kebetulan memang oktober ini salah satu waktu yg paling tepat buat lulus karena beberapa hari setelahnya ada karir fair gede yg cuma 2 tahun sekali di Sabuga 8) *pembenaran*

Karena salah satu shortplan paska kampus sudah diputuskan untuk kerja dulu, algoritma primitif pencarian yg paling simpel langsung diterapkan, yaitu “Brute Force.” Yap, suatu algoritma pencarian yang mencoba sebanyak-banyaknya item hingga menemukan satu yang tepat tanpa simplifikasi ataupun sortifkasi.

Jadi simpel, langsung prin CV sebanyak-banyaknya. Terus sebar ke semua perusahaan yg cocok dengan latar belakang dan spesfikasi diri. Alhasil dari sekian banyak submit CV, dipanggillah oleh beberapa perusahaan untuk seleksi selanjutnya baik tes tulis, wawancara, FGD dll. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

April group

Ini salah satu perusahaan kertas terbesar di Indonesia. Saat presentasi katanya sih mereka tidak termasuk yang menyebabkan asap di Sumatera. Semoga benar. Sebenernya rada ogah-ogahan daftar ini karena harus penempatan di ujung jambi, which means salah satu target kerja di post sebelumnya kan kalo bisa di Jakarta.

Sempet wawancara HR, tes psikologi, sampe wawancara user di salah satu hotel di Bandung (lupa). Disini pride masih rada tinggi jadi ketika jawab sok-sokan jual mahal. Inget dulu ditanya berapa persen kamu yakin diterima disini. Aku jawab aja 100%. Kayanya gara-gara itu ga lolos haha. Pas ditelpon ibu, langsung dinasehatin, seharusnya ga boleh jawab gitu. Minimal 90%. 10% lagi kehendak Allah. Jangan sombong. Langsung istighfar. Bener juga ya. Seyakin-yakinnya tetep harus ada variable ghaib yang dimasukan. Akhirnya gaada panggilan lagi deh hehe. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Failed
Lesson learned: always include “untouchable” variable while deciding something

Garena

Ini juga sudah lewat psikotes, wawancara HR, dan dipanggil ke Jakarta buat wawancara lanjutan. Singkatnya garena ini internet company dan beberapa produk utamanya adalah game, e-commerce dll. Aku inget banget pas wawancara di Jakarta banyak ditanya tentang CV, dan dengan penutup aku direkomendasikan buat ikut GDP atau Garena Development Program. Ini sebenarnya program sejenis MT tapi dulu aku ga bisa daftar karena syarat IPK 3.5 tapi ntah mengapa diminta ikut itu padahal IPKku dibawah 3.5. Waktu itu diminta kirim lagi tambahan CV lengkap, resume, ijazah dll. Tapi ntah mengapa ga dipanggil lagi. Waktu itu sudah hampir lolos keyence jadi ga niat juga buat nanya-nanya, jadinya lepas deh. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Unclear. Most possibly failed.
Hikmah: Mungkin ga dilolosin biar terhindar dari dunia per-game-an haha

Keyence

Ini salah satu yg aku cukup sangat yakin lolos karena kebutuhan mereka cocok dengan resume personal. Dan dari semua kriteria pekerjaan yang sempet aku tulis di post sebelumnya, kerja di keyence ini juga semuanya match! 100% maybe! Liat aja dari kriteria sebelumnya: High salary – checked, bisa belajar hal baru – checked, tidak terikat – checked, lokasi di jakarta – checked, bahkan kerjaanya keliling bawa mobil, presentasi ke client sekalian bisa mengenal daerah jakarta yg itu salah satu tujuan utama why I really want to work di Ibukota. Ah pokoknya perfect banget dah!

Intinya posisi yang ditawarkan adalah Sales Engineer. Yup jadi sales. Tapi ga ordinary sales, karena produk yang ditawarkan high-technology pisan which means sales nya harus paham bener-bener spesifikasi dan kegunaan dari produk. Makanya namanya sales engineer.

Produk nya elektro banget, contohnya high precision camera, laser, dan berbagai macam alat otomasi tingkat tinggi dengan presisi super detail dan digunakan perusahaan-perusahaan manufaktur besar. Yang dicari juga orang yang extrovert, mampu berkomunikasi dengan baik, presentation skill which means aku lumayan ada latar belakang dan pengalaman. Ditambah background elektro, jadi cocok pisan.

Bahkan dulu aku sempet lewat jalur akselerasi pas di karir fair. Pagi nya submit CV, siangnya dipanggil interview dan bahkan dengan Direkturnya langsung coba. Terus disuruh segera ambil tes online. Dan akhirnya dipanggil ke Jakarta buat wawancara user. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Tapi memang belum rezeki tadi, Allah has already set it, jadi ceritanya aku ikut kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar KKP SMP bareng beberapa anak FIM. Jadi fasilitator forum OSIS SMP gitu singkatnya. Seminggu nginep di Sawangan Depok, tapi memang asik pisan acaranya. Ketemu temen-temen fasil yg luar biasa, dan bisa berbagi dengan adik-adik calon pembawa masa depan cerah Indonesia.

Ceritanya di hari terakhir aku sempet diamanahin jadi PJ salah satu acara, jadi bener-bener hectic di hari itu. Dan kebetulan lagi HP memory nya lagi full which means ga bisa auto refresh Gmail. Dan skiplah panggilan akhir untuk final interview Keyence tersebut. Baru kebuka pas malemnya seberes acara.

Langsung pagi-paginya aku telpon bagian HRnya, untuk minta interview susulan, tapi ternyata kata mereka sudah terlambat. Mereka sudah dapat nama-nama yang lolos karena memang butuh cepat dan sudah di hiring, tinggal tunggu tanda tangan kontrak dengan mereka-mereka yang lolos. Jujur sakit pisan euy. Soalnya sudah buat plan lumayan jauh, paska KKP minggu depan langsung kerja di keyence, cari kosan disana, gaada waktu nganggur, ah pas banget intinya. Tapi ternyata skip wawancara final. Sempet nangis paginya klo ga salah (lol). Tanya aja yg sekamar dengan aku pas KKP kemaren haha. Bener-bener pengen curhat langsung dengan siapapun saat itu. Dan lagi-lagi Ibu orang pertama yang menenangkan hati bahwa berarti memang belum rezeki, jadi let it go aja. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Gagal disini justru malah yang membuat aku super pasrah dengan ketetapanNya. Jujur dengan latar belakang lulusan ITB, elektro lagi, awalnya cukup membuat aku rada ujub. Dikira tinggal milih gitu pekerjaan, ternyata ga segampang itu haha. Bahkan akhirnya karena gaada panggilan-panggilan lagi sempat terucap doa Nabi Musa setiap selesai sholat

Rabbi inni lima anzalta ilayyaa min khairin faqir – Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (Qs. 28:24)

Sesuai dengan penjalasan Nouman Ali Khan, katanya doa itu adalah salah satu doa yang dibaca ketika sedang mengalami titik depresi, putus asa dll. Tafsirnya memang seperti itu. Ya Allah, berikanlah APAPUN kebaikan yg sudah Engkau tetapkan kepadaku. Apapun itu coba. Iya emang saking kecewanya karena gaada panggilan-panggilan lagi dan terus ditanya orang tua, sempat terbesit, yg penting kerja apapun aku ambil dah, pun jauh dari kriteria yang sudah dibuat juga ga masalah. Hiks.

Tapi Alhamdulillah. Titik kegagalan di Keyence ini menjadikan aku super pasrah dan percaya akan apapun keputusanNya. Alhamdulillah. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Failed.
Hikmah: Mejadi lebih pasrah kepada keputusanNya dan reminding untuk mengindar dari ujub.

Yokogawa

Sudah lolos wawancara HR. Tes tulis. FGD dan dipanggil ke Jakarta buat presentasi ke User. Tapi karena nama nya Technical Trainee jadi yang lebih dilihat dari kualitas keteknikannya. Yang aku ketika presentasi tentang diri, tidak terlalu detail membahas terkait detail ilmu tekniknya.

Yang kedua sebenernya -jujur- rada kurang sreg juga. Pertama disini kerjanya engineering elektro banget. Yah salah satu kriteria kan ga mau engineer dalem banget gitu lol. Terus yang kedua terikat dan salary awal termasuk kecil untuk daerah Jakarta. Tapi tetep we, karena tadi sudah doa Nabi Musa, jadi apapun dulu lah yang penting keterima. Eh tapi ternyata ga diterima. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Failed
Hikmah: Makin terus pasrah dan melakukan pengulangan doa. Memperbanyak dhuha juga karena benar-benar sadar, bisnis udah lepas, proyek gagal, jadi butuh banget kerja sebagai sumber pintu rezeki satu-satunya

Skha Consulting

Disaat masih down gaada yang diterima. Ada secercah panggilan dari SKHA. Ini kayanya satu-satunya Consulting company yg cukup gede yang ga mempersyaratkan GPA> 3.5. Yg lain ceum Mc Kinsey, BCG dll butuh GPA 3.5 which is ga memenuhi kriteria

Back to topic. Aku disuruh ikut FGD di kantor Jakarta SKHA. Kebayang dalam beberapa minggu kebelakang aku ga keiitung bolak-balik Jakarta Bandung dan juga berkali-kali ikut tes tulis & psikologi. Untuk tipe ENTP dengan Perceiving mentok, orangnya memang suka yang fleksible, tidak terkekang dan ogah pisan melakukan rutinitas yang diulang-ulang. Tapi disini aku belajar untuk break that border and become more patient.

Berangkatlah aku ke Jakarta. FGD to be honest aku biasanya ga terlalu kesulitan, karena memang sudah sering di tes perusahaan lain dan lolos. Tapi pas tes ini entah mengapa not really in mood to think, sedang teman se FGD aku anak-anak ITB semua, dan mereka jago banget analytical thinking nya. Alhasil ketika FGD aku jarang initiate idea dan lebih cenderung ngikutin. Pas hasil keluar as I thought, FAILED. Makin down dan terus makin perbanyak istighfar, dhuha dll. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Failed
Hikmah: Setelah dipikir-pikir client utama skha ini mostly bank. Sebenernya -hasil baca- ga masalah pekerjaan selama ga langsung terjun di core banking-nya, which is you know, Riba. Tapi, personal thought, selagi ada yg not really get in touch with bank aku lebih milih itu. Meski sekarang don’t know is there any business with zero percent hubungan dengan bank? lol. Yah tapi positive thinking aja sepertinya Allah masih lebih prefer aku menjauh dari hal itu.

Prysmian Group

Wih ini sebenernya program nya keren parah. International Graduate Program. 2 minggu awal langsung training di HQ di Milan, Italy. 6 bulan international assignment di SEA. 6 bulan di Indonesia. Dan 1 tahun penempatan di salah satu Prysmian country. Dan karena sales terbesar dari perusahaan ini di Eropa, mostly penempatannya di salah satu negara di Eropa. Apa ga keren?

Udah masuk 10 besar di Indonesia dan dipanggil tes di Cikampek. Semuanya dibayarin, bahkan dikasih hotel di Cikampek karena berangkat dari Bandung malem. Yang menguji langsung dari petinggi-petinggi Prysmian Spain, UK, malaysia & Indonesia. FGDnya seru parah. Dan interviewnya dengan ibu HR dari UK, which is British, asik banget klo ngomong dengan orang British haha. Cukup berharap besar juga dari sini. Tapi lagi-lagi: FAILED. Pengumumannya setelah aku kerja di NTT Data sih, baru banget kemarin. Memang belum rezeki. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

Result: Failed
Hikmah: Produknya monoton, cuma satu: Kabel. Yap meski programnya keren parah, mungkin belum ditakdirkan untuk jualan kabel lol. Kalo aku jadi ambil ini, aku harus reset dream plan juga, karena ada kemungkinan bakal jadi profesional di industri ini. Tapi Allah answers it with this rejection email.

Lain-lain: Paragon, Taka, Heinz, Unilever, Telkom, PLN etc

Sebenarnya masih banyak lagi tes-tes perusahaan yang aku ikutin. Contohnya Taka, yang cuma lolos sampe tes TOEFL. Ga aku lanjutin karena bentrok dengan Paragon tes tulisnya. Dan aku milih paragon, yang sampe sekarang malah gaada kabar.

BUMNpun sempat aku daftar. Meski jujur aku kurang tertarik sebenernya kerja di BUMN. Lebih pengen belajar sistem yang rapi dari Multinational Company aja. Tapi kemaren karena cukup depresi ga diterima-terima, akhirnya apply juga di Telkom dan PLN. Nu penting kerja we heula lah. Tapi karena sudah keterima di NTT Data, jadi ga aku lanjutin deh. La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.

81156c6daa5c760f16e496f6df82dda1

Hikmah Utama: Allah benar-benar punya jalan tersendiri. Jujur dari semua tes yang aku sempet ikutin SEMUANYA GAADA YG LOLOS, kecuali satu di NTT Data tempat aku kerja sekarang.  Keliatan ga sih hikmah utamanya? Yap BENAR!

“Kalo aku lolos di banyak tempat, aku mengambil kuota orang lain padahal aku cuma butuh satu. Dan Allah bener-bener cuma meloloskan aku di satu tempat, supaya ga mengambil kuota orang lain di tempat yang ga terlalu aku inginin”

Dan Alhamdulillah. Sekarang aku kerja di NTT Data sebagai Bisnis Analis, you know, so far kerja disini 100 PERSEN sesuai dengan kriteria company yang aku buat di post sebelumnya. Luar biasa pisan kan. Allah ga ngelolosin aku di banyak tempat. Dan hanya meloloskan aku di satu tempat yang sesuai dengan kriteria. Alhamdulillah.

Fabiayyi Ala irobbikuma Tukadzibaan :’)

Di last series “Journey to find Rizq (V)” nanti in syaa Allah aku bakal jelasin detail terkait tempat aku kerja sekarang. Gimana bisa dapet disana. Sekaligus menjadi tempat dan jawaban Allah yang sudah ditentukan untuk aku mencari Rezeki. Alhamdulillah. So stay tune! :) La Haula wala Quwwata Illa Billah…  La Haula wala Quwwata Illa Billah.[]

Journey to find Rizq (V): Nippon Telegraph and Telephone

Couch Surfing Experience (II): Random Conversation about God

Post ini sambungan dari part I sebelumnya. Tentang pengalaman couch surfing (CS) perdana di Budapest. Singkat cerita, ketika saya di Budapest saya menumpang di salah satu Host CS bernama Laszlo, dia orang Hungary asli.

Di hari terakhir saya di Budapest, tepatnya sebelum pulang saya iseng-iseng aja nanya ke Laszlo tentang agama dan bagaimana pandangannya. Cukup mengejutkan kata-kata pertama yang dia lontarkan

“Yes. I don’t believe in God. And I am happy with my life”

Sebenernya sudah biasa sih saya mendengarkan kata-kata itu. Tipikal orang Eropa. Jadi keep calm dan iseng aja ngajak ngobrol. Tapi tetap, saya coba untuk seterbuka mungkin. Benar-benar pilih kata ketika ngomong. Karena tidak ingin meninggalkan bekas buruk sebelum pulang. Saya bertanya:

“Why don’t you believe in God Laszlo?”

“I just don’t believe it. You see. There were many wars and many people died. If there was God, how could He let it happen”

Waktu itu saya tiba-tiba ingin menjawab sebisa mungkin dari sudut pandang Islam. Tapi mungkin karena efek kurang ilmu, dan kurang siap dalam menjawab, akhirnya malah saya menjawabnya terbata-bata. Ternyata ga segampang itu ya memberitahu orang asing tentang Islam. Di satu sisi ada rasa gugup dan goyah. Tapi saya coba sedertemine mungkin, dan semampu saya untuk menjelaskan ke dia.

Btw ini kisah nyata loh, hehe. Saya tidak membuat-buat pertanyaannya. Laszlo benar-benar menanyakan itu ke saya. Dan mendengar pertanyaan itu langsung saya teringat tulisan yang dulu pernah saya baca tentang mahasiswa Muslim dan Professor yang atheis. Kira-kira poin jawaban saya seperti ini ke Laszlo, tapi jangan dibayangkan saya lancar jawabnya. Semoga Laszlo bisa menangkap poin saya waktu itu.

“Do you know dark room Laszlo? That room is not in the state with much darkness. But instead it is in the state with the absence of light. Same with hot and cold. There is no state named “Cold”. But that state is called “Cold” because of the absence of Heat.”

Terus saya menambahkan penekanan

My point is, God didn’t create that evilness. Humans created it.

Balik lagi ya waktu itu saya benar-benar terbata-bata. Ga selancar seperti di tulisan. Jadi ga tau Laszlo nangkep poin saya atau ga waktu itu. Semoga nangkep. Terus saya lupa dia banyak cerita lagi. Yang menekankan dia tidak akan terpengaruh dengan apapun perkataan saya. I don’t believe in God. Titik. Dan saya bahagia. Katanya. Terus tiba-tiba dia nanya lagi ke saya.

“Then how did you explain this: There was a bus with many children inside. Suddenly it got accident, and many of them died. How could God let them die. They are all innocence”, said Laszlo

Saya benar-benar diam dalam waktu yang cukup lama. Tapi saya mencoba menerangkan apa yang saya tau dari sudut pandang Islam. Saya cukup ingat pas jawab ini. I answered:

“Because I am Moslem I will try to answer according to my religion. In Islam there are two kinds of fate. First, fate that we cannot change no matter how. Second, fate that we are possible to change.

The first one is absolute. No matter how hard we try we are not able to change it. For example, fate that we are a man or a woman. Fate about When and where were we born. Including fate about where and when we will die. And from my personal point of view it is absolutely fair. Back to those children, that means in that exact time is their fate to die.

The second one is fate that we are able to change. For example like wealth, healthiness, quality of life. Etc.

Saya lupa detail balasan dari dia. Tapi intinya dia tidak menerima jawaban seperti itu. Dan dia terus menekankan dia masih tidak percaya Tuhan. But the good thing, he really honors me as Moslem. Bahkan dia mendoakan saya:

“You are a good guy, still young and really determined. I hope you can find happy life in the future.”, katanya.

Aamiin. Yah saya hanya bisa mengaminkan saja. Sebelum pulang, saya sengaja memberi laszlo 4 selebaran tentang Islam yang saya dapatkan dari Islamic Center Vienna. Awalnya mau saya bawa sebagai kenang-kenangan, tapi setelah dipikir-pikir, sepertinya (mungkin) Laszlo lebih membutuhkan. Meski Allahualam di bacanya atau tidak. Hehe

“Those 4 papers I got from Vienna Islamic Center. It tells a bit about Islam and all are English. I hope you will have time to read it”, tutup saya

“Thanks Muhammad. I will save it”, jawab Laszlo

Satu yang saya lega. Laszlo orangnya baik dan pengertian. Sepertinya efek karena sudah sering meng-host orang dari berbagai latar belakang, sehingga dia jadi sangat terbuka tentang perbedaan. Jadinya at least I could have a happy farewell with him. Benar-benar bersyukur mendapat dia sebagai host pertama saya di couchsurfing.

DSC_0658

Satu pelajaran, ilmu saya masih sangat-sangat dangkal. Jawab seperti tadi aja masih terbata-bata. Semoga di sisa umur bisa terus belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya aamiin.[]

Couch Surfing Experience (I): Budapest and First Time CS

Sedang iseng saja, “Joy” dalam diri saya menemukan bola ingatan ini. Warnanya emas, tanda bahagia. Ya bola ingatan tentang sedikit pengalaman ketika saya melakukan solo-backpacking di 3 kota Eropa sebelum pulang ke Indonesia. *efek nonton inside out* lol Jadi benar, seberes … Continue reading

Syukur

Datang edisi curahan hati, yap tulisan kali ini cuma ingin mengucapkan tak hingga rasa syukur yang saya panjatkan atas anugerah Sang Illahi.

Sungguh jika Allah menghendaki sesuatu maka dengan mudahnya terjadilah hal itu. Tepat sabtu pagi hari ini, ketika asa sedang membuncah setinggi-tingginya dalam olaharga olah kaki, ketika jiwa sedang semangat-semangatnya terbakar api untuk sekedar menempa diri, sebuah musibah terjadi. Lapangan futsal 76 di Pasteur Bandung menjadi saksi kaki saya tergelincir dan mengakibatkan luka robek pada pergelangan lutut kiri. Saya kira hanya luka ringan, tapi ternyata cukup menyakitkan. Darah bercucuran dan dengan sigap saya keluar lapangan.

Bingung apa yang harus dilakukan, akhirnya meminta dengan pengurus lapangan tersebut botol mineral yang terpampang dalam kulkas. Yah logika singkat mengatakan darah bisa dihentikan dengan es batu/air dingin, segera saya tempelkan botol tersebut di luka robek lutut saya. Logika kedua yang jalan adalah bahwa luka harus ditutup. Sempat terlintas ingin merobek baju dan melilitkannya di sekujur luka, tapi diurungkan niat karena pertama cukup sulit untuk dicoba dan kedua akan lebih mudah jika saya bertanya dahulu ke paman penjual minuman apakah ada sejenis kain guna menutup luka? Alhamdulillah, dengan sigap mas-masnya mengeluarkan secercah kain oranye, yang jelas langsung saya samber untuk mencegah semakin banyakanya Hemoglobin yang keluar layaknya kebocoran air pada drainase.

Beruntung punya teman yang tanggap. Singkat cerita saya langsung dibonceng dengan motor coupling berkecepatan tinggi.  Jika pernah membayangkan salah satu scene pada film 3 idiots saat ayahnya Raju yang sekarat dibawa oleh Rancho dengan scooter, mungkin seperti itulah adegan saya dibawa dengan motor oleh teman saya. Klakson tidak berhenti dibunyikan, bodoh amat kendaraan lalu lalang, yang penting kita bisa sampai di Rumah Sakit terdekat dengan aman. Disinilah titik-titik saya bisa sangat dekat dengan Sang Pencipta, doa terus saya baca, dzikir terus berkumandang dalam jiwa, berharap tidak terjadi apa-apa.

emergency2

Dari awal kita sudah menargetkan pintu emergency pada rumah sakit borromeus di dekat kampus. Cukup menegangkan, karena jika satu detik saja petugas terlambat menghentikan, mungkin kita segera menyelonong masuk (langsung dengan motornya) ke dalam ruangan. Di depan pintu bertuliskan gawat-darurat dengan mesin motor yang masih menyala, saya langsung didudukan di kursi roda. FYI, ini adalah perdana saya menaikinya.

Segera dengan lutut yang terus mengeluarkan sel darah yang meletup-letup, saya didorong menuju suatu bilik tertutup. Suster dan dokter disana langsung dengan cekatan membersihkan luka saya. Disiapkan sejumlah jarum suntik, beberapa alat operasi mekanik dan kesimpulan yang saya petik bahwa luka saya harus dijahit. Ah, sudah saya duga, dakwa tersebut tidak mungkin saya bantah, mengingat nilai bologi saya -terutama berhubungan dengan sel tubuh manusia- hanya sebatas rata-rata.

Jelas sebelum dimulai ‘pemintalan’, cairan bius harus disuntikan. Tapi tenang untungnya hanya bius lokal, jadi tidak sampai membuat saya pingsan. Tapi memang masa penyuntikan tersebut adalah masa yang paling menyengsarakan. Tidak ada yang bisa saya lakukan kecuali menggigit SIM C (yang lupa kenapa saya pegang kala itu) -guna menahan rasa sakit yang luar biasa- hingga terdapat keretakan pada kartu SIMnya. Tidak hanya kaki kiri namun juga kaki kanan ikut bergetar, kepala merasakan nyeri yang tiada dua, tangan kiri & kanan marambat kesemutan, seakan-akan tubuh saya adalah konduktor yang mengalirkan elektron dari sumber luka keseluruh badan. Benar-benar lima menit yang menyeramkan.

Namun setelah efek obat bius bekerja, entah mengapa sakit mulai sedikit demi sedikit menghilang. Nafas mulai menjadi tenang, mata coba saya pejamkan karena tidak tahan melihat penjahitan yang dilakukan. Sekitar 15 menit akhirnya penderitaan tersebut selesai. Dokter bilang terdapat kira-kira 9 jahitan. Astaga, sungguh rekor terbaru yang saya ciptakan dalam riwayat ke-terluka-an saya.

Operasi selesai, jutaan rasa syukur terus saya panjatkan, yah minimal luka tersebut tidak termasuk dalam kategori membahayakan. Sempat terbayang bagaimana jika infeksi, bagaiamana jika luka tersebut terus memberikan nyeri, apalagi sampai perlu diamputasi x_x. Namun ALhamdulillah semua bayangan tadi tidak ada yang menjadi kenyataan. Intinya operasi selesai, luka tersebut kembali dibersihkan dan dibalut dengan perban. Sangat bersyukur endingnya cukup menyenangkan, karena banyak teman yang menyempatkan datang sehingga mampu mengukir bibir saya sebuah senyuman. :D

alhamdulillah_by_morningrainbow-d47bjh71

Sebagai penutup izinkanlah saya mengutip Hadist ini.

Dari Abdullah r.a. katanya: “Saya masuk ke dalam rumah Rasulullah SAW dan beliau sedang demam. Lalu saya raba tubuh beliau dengan tanganku Saya berkata: “Ya Rasulullah! Sesungguhnya demam engkau amat sangat.” Beliau menjawab: “Ya! Sesungguhnya aku menderita demam, serupa demam dua orang laki-laki di antara kamu. “Saya bertanya: “Karena itu engkau memperoleh pahala dua kali lipat?” Beliau menjawab: “Ya!” Kemudian itu Rasulullah SAW bersabda: “Setiap Muslim yang ditimpa bahaya seperti penyakit dan lainnya, melainkan digugurkan (diampuni) oleh Allah kesalahannya, sebagaimana pohon kayu menggugurkan daunnya.”