Eiffel in Love

Rintikan hujan menimbulkan suara indah di atap apartemen teman saya, tempat saya tinggal selama di Paris. Yap paris hari ini mendung. Namun entah sengaja atau tidak siang nya dia memberikan kehangatan cahaya matahari kembali. Seakan-akan memberikan saya sapaan suara hujan untuk di dengar di pagi hari, kemudian membukakan jalur kehangatan untuk saya bisa berjalan menikmati kemegahannya di siang hari

Hari ini hari terakhir saya di Paris sebelum kembali ke Hamburg, guna kembali menunaikan amanah sesungguhnya bekerja dengan mesin dan coding dalam satu proyek kecil di DESY. Paris benar-benar indah. Semuanya memenuhi ekspektasi saya seblum berangkat kesini. Well its not good actually if we have high expectation on something, unless we can be disappointed. But for Paris I won’t follow that advise. I want to expect as high possible as I can. And you know Paris has answered all of them, he never disappoints me.

Keindahan eiffel tower dari segala sisi juga keragaman waktu. Baik itu dari dekat, sisi kanan, kiri, bawah ataupun dari kejauhan. Ketika pagi, siang, matahari terbenam hingga gelap malam. Semuanya indah. If she was a woman, I had fallen in love in the second of the first sight.

***

Saya ingat ketika pertama kali teman saya mengantar saya melihat eiffel. Sebelumnya sepintas diaroma tower tersebut sempat terlihat ketika saya naik Uber dari bus station ke apartemen teman saya yg sangat dekat dengan eiffel. Puncak menara itu, warna itu, kemegahan itu, semua sempat terlihat dalam hitungan detik dari jendela mobil Uber merci yang saya naiki. Saya pun sempat melihat dari kejauhan, dari jalan dekat apartemen teman saya. And you know what I felt at that time, I incredibly couldn’t wait to face it directly with my eyes.

Then the time had came. Teman SMA saya yg satu lagi, perempuan, yg kuliah S1 di paris akhirnya datang untuk mengantar saya berkeliling paris. Kita berjalan dari apartemen melangkah menuju metro. Adrenaline atau apapun nama enzim yg ada di tubuh saya memicu degup jantung tanda ingin segera melihat menara listrik tertinggi itu secara langsung. Tanda bahwa, yg sebelumnya saya hanya bisa melihat dia dalam gambar 2D ataupun film-film yg pernah saya tonton, sekarang saya visa menyentuhnya, juga menangkapnya dalam latar belakang dengan lensa kamera. Alhamdulillah

Detik2 itu berjalan sangat cepat. Kita berjalan menuju stasiun Metro Charles Michaels, stasiun terdekat apartemen teman saya. Saat weekend terdapat tiket murah seharga 3 euro untuk seharian melintasi zona 1-3 Paris. Saya pun memesannya dari mesin otomatis. Metro yg kita naiki melaju dengan suara gesekan rel yg cukup keras, menimbulkan desing bising bagi siapapun yang berdiri di samping kereta. Kita hanya transit satu kali untuk menuju eiffel. Setelah turun di stasiun terdekat bernama Trocadéro, kita berjalan menuju sortie /exit untuk keluar dari stasiun.

Teringat langkah kaki kami yg berjalan dengan ritme yg sedikit cepat. Tergabung indah dalam derap langkah turis lain yg juga tidak sabar ingin melihat eiffel dari dekat. Langkah kita percepat, sinar matahari masuk ke dalam pintu exit metro.

At first I didn’t see any tower. My friends said

“So where’s the tower fif?”
“I dont know. We are in right place arent we?”
“Haha” she was laughing “just keep walking”

Then we walked more steps ahead with a big building in the right side of me. And finally those seconds came, we passed the building dan saya menolehkan kepala saya ke arah kiri

“Thats Eiffel!!!” I scream

Menara megah itu berdiri di hadapan dua mata saya. Tinggi menjulang dengan araitektur besi indah yang sangat mendetail menjadikan dia satu-satu nya pusat perhatian dari kejauhan. Bentuk itu, kelokan sudut itu, semuanya sesuai dengan apa yang sebelumnya saya bayangkan dari gambar ataupun film.

Langkah pun saya percepat. Tutup depan lensa Nikon saya buka. Aparture, shutter speed, ISO diseauaikan dan telunjuk saya menekan pertama kali dalam gambar sosok eiffel yg sebenarnya. Ckrek. Ckrek. Disambung dengan runtutan jepretan lainnya dari berbagai zoom dan angle. Landscape dan juga potrait. Dengan foreground keramaian turis hingga air mancur yang ada di depannya. Semua saya ambil seakan-akan tidak memperdulilkan sisa memori yang ada di dalam kamera.

Teman saya yg sudah 4 tahun disini hanya diam dan memperhatikan tingkah aneh kegembiraan saya. How could? Its one of my life dreams to come to this city. Kamera pun saya berikan kepada dia tanda ingin menjadikan eiffel sebagai background foto saya.

Kita berjalan menuruni tangga menangkap gambar eiffel dan saya dari berbagai sudut. Air mancur yang menembakan air secara kuat di kolam depan eiffel pun tidak kalah megahnya. Turis-turis berlalu lalang dengan kamera nya masing2. Beberapa juga ada yg berjemur dintengah teriknya summer. Dan ada juga yang merendamkan kaki di kolam sambil duduk di pinggiran menikmati pemadangan menara dan kota Paris. Anak-anak juga tidak mau kalah. Mereka sengaja membawa baju renang untuk bermain di kolam dangkal yang ada di depan air mancur. Sungguh indah waktu itu.

***

Kita berjalan menuju bawah eiffel. Mulut saya masih terbuka, ternganga akan indahnya menara ini. Teksture besi yang rumit yg semakin jelas terlihat dengan jarak saya dan menara itu yg hanya 1 meter. Hingga betapa besar dan megahnya menjulang ke atas menjadi icon dari kota Paris. Disini peraturannya tidak boleh ada satupun gedung yang lebih tinggi dari eiffel. Thats how Paris honors this tower

Di sisi satunya, di belakang eiffel, rumput terbentang panjang untuk para turis dan warga lokal piknik atau sekedar duduk bercanda gurau. Beberapa rumput sudah gundul karena saking banyaknya turis yg datang dan menginjak mereka. Namun jika kita berjalan lebih ke belakang lagi rumput indah hijau masih terbentang luas. Spot terbaik untuk duduk, membuka buku dan mengikuti alur kata ditemani cold chocolate dan sepotong cheesecake di tengah panasnya summer sambil memandangi eiffel tower.

DSC_0988

Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah sudah memberikan kesempatan saya kesini. Ke bumi Mu di sisi yang lain. In fact Its all Yours. I incredibly thank You for all given chance for me till today.

One thing I missed. I dont have “you” here. Yes you whose the name had been written beside my name. If given chance I promise I will bring you here. Enjoy the moment of sitting peacefully, forgetting the time, ignoring the crowd, to just enjoy the time together, in front of the eiffel tower. InsyaAllah[]

Paris, 24 agustus 2015
Muhammad Afif Izzatullah