Recap: Last 6 Months


I just had continuous meetings yesterday. Tiring yet exciting, since some of them are strategic persons. Means I can’t think of the opportunities to meet them in my “previous” life. Yes! before this roller coaster life.

Kemarin juga baru gajian, in this case nge gaji karyawan. Terharu pisan. Jujur saya punya banyak mimpi-mimpi kecil yang mungkin sepeleh bagi sebagian orang. Contoh: nulis “we are hiring!” di status. Itu bahagia pisan beberapa minggu kebelakang akhirnya tercapai. Karena Alhamdulillah startup yang saya dengan co-founder buat literally lagi hiring orang. Terus, mimpi juga bisa ngegaji lulusan-lulusan kampus ternama. UI, ITB, UGM, bahkan luar negeri. Yang Alhamdulillah terwujud juga tepatnya kemarin, karena beberapa karyawan awal kita alumni beberapa kampus ternama tersebut.

Sesederhana itu sih. Tapi these small milestones & dreams bener-bener memantik sedikit kebahagiaan dalam hati. Dreams could come true through hard work. Itu baru beberapa doang. Masih banyak mimpi-mimpi kecil lainnya yang menjadi bucket list dalam hidup yang belum tercapai. Yang terus juga menjadi pemandu untuk terus berjalan dan bermimpi satu tingkat lebih tinggi kedepannya.

think-big-start-small

Anyway. Lagi ada mood nulis lagi setelah sekian lama vakum. Around 6 months exactly. Yes karena 6 bulan belakang countless things happen. Mungkin bisa jadi satu buku. lol. Lebai. But it’s true.

Mood nulis ini juga bukan buat nulis panjang (meski gatau juga kadang ga kerasa kalo sudah nulis). But, I just want to recap in short what happen in the last 6 months of my life. My 6 months of the result of my life changing decision.

ROLLER COASTER

Long story short, mulai awal tahun ini saya dengan teman saya akhirnya mulai memutuskan untuk fulltime to build our own startup company. Named Provesty. And you know, startup life is really extremely which is literally Roller Coaster. Lol *anak jaksel mode on*. But it’s true. I felt it by myself. Morning I was so excited with what we were going to do. But in the afternoon, something happened, then I felt like “man, it’s not gonna happen”

And it will always (and perpetually) happens along side the journey. Weekday up, weekend down. At 8am full of spirit, 8.03am God I’m gonna quit. It’s really happening. Sebelum-belumnya cuma bisa baca dari buku, atau dari youtube. Startup life itu roller coaster bla bla bla. Tapi kadang mikir “emang iya segitunya.” Dan ternyata emang segitunya. Lol

Then you always (forced) to think every seconds of your life. Dulu waktu jadi karyawan, mau gimanapun perusahaannya I don’t really care, toh saya masih digaji. Yang penting gaji dateng tiap akhir bulan. Sekarang literally setiap bangun pagi langsung mikir, what to do today, what to do next. How to solve last week problems. Belum beres dengan itu, datang lagi, another problem kemarin. It’s sleepless & non-stop. Belum lagi kalo udah nge-gaji karyawan. We race against time. Seconds delayed cost us dearly. Saya selalu ngingetin one-on-one maybe ke karyawan. In this early stage we need to move fast. Ketika ada kerjaan jangan sampai bola nya lama di kita. Make it done, lempar ke yang lain. Dan kalo stuck nya di orang lain/partner, wajib di teror setiap waktu. Since we are literally racing against time!

BOOTSTRAPPING

Yes. In the last 6 months we still did bootstrapping. No gaji. No office. No kejelasan kedepannya gimana. Kita dulu literally pindah-pindah kantornya, dimana ada internet, disitu kita ngantor haha. Kalo di Bandung kita biasanya ngantor di wifi corner telkomsel, cuma bayar 5000, pake wifi.id dan super kenceng. Atau kalo di jakarta bisa di kosan, di McD, cafe (beli kopi doang) atau bayar per hari di co working space. Sungguh terlantar. Tapi begitulah bootstraping.

Cold calling dan cold emailing, ga dibales-bales. Nge whatsapp calon-calon angel & mentor, berkali-kali. Ibarat berpuluh-puluh baris di whatsapp, terus dibales sebaris “please contact my secretary”. Umm alritee. Ya gitu lah haha. But that experience kita belajar banyak banget, it’s how building company like. Man Jadda Wa Jadda. Akhirnya sempat ada satu VC yang bales, terus ketemu lah kita dengan managing partner nya. Karena kita belum ada apa-apa sama sekali, mereka pengen ngeliat traction kita. Akhirnya instead of giving money, he gave us free office, 3 months di Spacemob Gama Tower (beberapa minggu langsung kemudian diakuisisi WeWork).

Lumayan banget. Di sana harga per desk nya sekitar 2jt per orang. Berarti kita 3 bulan sudah hemat 12 juta. Akses wifi gratis, free cereal dan coffee, meeting room kalo ketemu client, mewah banget pokoknya. Kalo kalian tau Gama Tower itu gedung tertinggi di Indonesia sekarang (dulunya wisma46, mantan gedung kantor). Yang di atasnya ada Hensin (Resto tertinggi di jakarta) dan satu gedung dengan Westin. Belum lagi lokasinya di Rasuna Said. Jadi di website & kartu nama kita jadi credible banget dengan kantor disini. Ketika pitching atau ketemu orang, mereka ga memandang sebelah mata at least. Meski padahal kita cuma 2 meja doang, bukan satu lantai. Lol. That’s the art of bootstrapping.

DUBAI

Yes. Di sekitar bulan april, Alhamdulillah saya dikasih kesempatan mengunjungi Dubai. Ikut FIABCI world congress di bayarin full oleh advisor kita. Plus kita ngasih share juga sih. Dulu rada nyesel asal-asal ngasih share gitu, tapi ya gimana, dulu mah totally no idea mw gimana, jadi kasih we lah. Ke Dubai ini saya banyak ketemu orang baru, some strategic persons dan lebih dekat dengan advisor kita juga jadinya. Advisor kita ini salah satu real estate tycoon, yah crazy rich asian lah lol. Jadi saya di bawa-bawa ke 4 season, armani hotel, termasuk burj khalifa, yang kalo nabung ga kesampean dah. Dalam jangka pendek, mungkin belum terlalu terlihat hasil dari Dubai, but in long run, saya yakin in syaa Allah bisa memanfaatkan jaringan ini. Semoga nanti bisa buat satu post sendiri tentang perjalanan & pembeljaran selama di Dubai ini. Aamiin.

32469098_10208526876209827_3532209034402725888_n

FUNDING & INVESTMENT

Another Alhamdulillah. Setelah berbulan-bulan (hampir) sekarat. Kita finally bisa secured funding! Yeay. Yap beberapa angel investors akhirnya chip in ke kita. Masih kecil. Kita nyebutnya ini Angel round. Dan lebih bahagianya lagi angels ini not only put money on the table, kita dikenalin ke lawyer, konsultan, networknya beliau, strategic persons dll.

Semua legal things kita juga dibenerin. Kita dibantu buat PT oleh tim legal investor kita. PT yang biasanya kita keluar uang at least 15juta jadi gratis karena dibuatin oleh beliau. Modal tersetor 50jt dipinjemin dulu untuk syarat PT. Karena angel investor kita ini kalo masuk dia mau masuknya ke PT yang udah jadi. Bahkan dulu kita sempet ada akta pembaharuan gara-gara salah beberapa kata doang: “modal tersetor lebih dari 50jt”, sedang yang ditransfer 50jt pas, seharusnya 50jt 100 rupiah itu udah cukup. Akhirnya diganti lagi, yang kalo kita bayar sendiri itu sudah kayak buat PT baru 2x15jt. Haha.

Setelah bolak-balik notaris, tanda tangan sana-sini, alhasil Alhamdulillah jadilah PT kita dengan nama PT Provesty Global Nusantara. My truly first legal PT. Di balik nama itu melambangkan mimpi besar sederhana, we aim global market but we start with Nusantara at the beginning. As simple as that. I don’t know and don’t really care how we reach that global market. I just want to dream. It’s free right. PT jadi, tinggal kita masuk ke termsheet. Ada cerita seru juga, dulu duit baru turun literally di hari pas tanggal gajian. Lol. Udah cemas harus nombokin dulu, tapi Alhamdulillah turun juga. Seru banget intinya. Mungkin terkait funding & investment ini nanti bisa jadi satu post sendiri. But sekali lagi Alhamdulillah. It’s all Allah’s blessing.

HIRING!

Yes dengan adanya funding kita jadinya bisa hiring. Akhirnya seperti yang ditulis di atas, bisa juga nulis “we are hiring!” di status lol. Pas saya lagi nulis ini, karyawan yang sudah join ke kita ada 4 orang, termasuk kita berdua jadi berenam. Dan fun fact semuanya cumlaude dan dari kampus ternama. Jadi di tim kita berlima cumlaude semua kecuali saya haha. Kita ga mensyaratkan harus cumlaude sebenernya, saya juga baru sadar ketika mereka udah pada join terus nanya IPK ternyata >3.5 semua. De best. Tapi IPK emang tetep kita pertimbankan. Karena itu membuktikan tidak hanya intelektual tapi juga kemauan untuk belajar. Tapi kalo IPK biasa selama dia mau belajar we are more than welcome. Ohya sama ada 1 lagi, software engineer, tapi doi 1 month notice jadi in syaa Allah join bulan depan. Nyari engineer sekarang susah. Pada songong-songong dan jual mahal. Hidup alumni STEI. Lol

BUILDING COMPANY & UNCOUNTABLE LEARNING 

Building company and building business. It’s two different things. Dan dua-duanya susah minta ampun. Saya dengan co-founder jujur sering banget hampir berantem. Selisih pendapat. Debat. Karena thats how to build great company. Kita harus set aside feeling, dan work on this professionally.

Tapi kita akui, kita berdua banyakk banget belajar. Mungkin accumulated beberapa bulan kebelakang, pembelajarannya melebihi beberapa tahun saya dulu pas kerja jadi karyawan. Bayangin aja sekarang kita belajar legal, bisnis, coding dari nol, selling, belum lagi cara hitung gaji, ngitung pajak, BPJS, dasar akunting, dll. Tapi asiknya membangun perusahaan sendiri, itu bener-bener ga kerasa. Time flies so exciting

DREAM

“Access to capital” is really important. Saya lagi random baca buku “Ciputra, Entrepreneur the passion of my life.” Biografi Pak Ciputra mulai dari perjuangan sulitnya beliau dari kecil, SD, SMP, SMA, terus masuk ITB, dan menjadi salah satu developer besar di Indonesia. Such a journey, jadi gaada alasan lagi buat ngeluh. Ohya saya mulai penasaran dengan Pak Ciputra ini pas waktu di Dubai, beliau sering banget disebut-sebut, karena beliau orang Indonesia pertama yang pernah menjadi ketua World Real Estate Federation, FIABCI. What a person!

Back to capital. Pak Ciputra ini banyak sekali mimpinya, mulai dari proyek pertama beliau merekapitalisasi pasar senen, membuat disneyland di Indonesia (yang akhirnya sekarang jadi Taman Impian Jaya Ancol), dan proyek besar beliau lainnya yang belum saya baca. I really felt him, ketika Indonesia di awal pembangunan paska merdeka, sangat sulit untuk mendapatkan akses ke kapital. Padahal jika ada, beliau bisa banyak men-develop proyek spektakuler untuk akselerasi pembangunan.

What makes country poor or rich, juga karena access to capital. Negara yang punya banyak natural resources tapi gaada akses ke kapital, bisa menjadi miskin. Meski ada faktor besar lainnya juga, misal policy & political institutions yang membuat capital juga bisa menjadi useless. But it’s another thing. One of my dream through building Provesty, is providing a new alternative access of capital in real estate & infrastructure industry. And through technology I believe we could not only aim domestic market, but trillion dollars of global real estate market. Dream big, start small. Semoga tercapai. Aamiin

LUCKS

Yes. Poin penutup. Saya bener-bener ngerasa, banyakk banget keberuntungan selama bangun startup ini. Luck ketemu Co-Founder yang jago & satu visi. Mau susah bareng lagi (dulunya doi kerja di Amerika cuy, tau sendiri gaji per bulannya berapa). Luck ketemu advisor, mentor, bahkan investor. Luck dapet proyek bagus. Luck dapet orang-orang yang di hire talented. Dan luck-luck lainnya.

Saya barusan rapat btw, terus ngerasa bersyukuur banget Head of Business & Risk yang saya hire, doi 8 tahun di BNI, mau join ke perusahaan kecil gini. Dan karena eks-banker dia jadi tahu bener produk-produk perbankan. Jadi kita tinggal buat versi syariah nya. Banyak banget intinya kalo dihitung, mungkin saya bisa sampai ditahap ini karena keberuntungan. Tapi sebagai muslim, it’s not a luck. It’s Allah’s help. Semakin banyak istighfar dan doa, pertolongan Allah bisa datang dari arah yang tak di sangka. This life is full of uncertainties. That’s why I need unknown special power from Allah to help to do it.

Frost.jpg

Done! Panjang juga ya. Sekian recap selama 6 bulan kebelakang. It’s long way to go. And It’s still unclear what will happen in the future. Jadi final muse, building a business is really really hard. Serius. Banyak ketidak pastian dan totally blurry what will happen along the journey. Apalagi di bisnis saya yang sekarang. Contoh: handling legal itu superr lieur. Ditambah lagi handling shariah compliance nya. Stressed. But, itulah seru nya berjuang di jalan islam. Kita tidak mengejar dunia aja, tapi juga keberkahannya di Akhirat. Dan dengan legally & shariah compliance kita bener-bener pengen kontribusi terhadap ekonomi dan dakwah islam kedepannya. Berat bahasanya tapi semoga bisa.

As closing, this road that less traveled is so lonely & wasted if we do it for Dunya matters only. It’s temporary. The eternal life is later in hereafter. So always make Allah’s Ridha as the final purpose for every decision and step we choose along side of our journey.[]

Leave a comment