Couch Surfing Experience (I): Budapest and First Time CS


Sedang iseng saja, “Joy” dalam diri saya menemukan bola ingatan ini. Warnanya emas, tanda bahagia. Ya bola ingatan tentang sedikit pengalaman ketika saya melakukan solo-backpacking di 3 kota Eropa sebelum pulang ke Indonesia. *efek nonton inside out* lol

Jadi benar, seberes Intern, saya sengaja extend stay di Berlin selama 5 hari (sebenernya mau lebih lama tapi takut kalap, tau sendiri biaya hidup di Eropa berapa euro per harinya). Tapi Alhamdulillah 5 hari tadi bisa saya gunakan dengan maksimal untuk mengunjungi kota terdekat Berlin, yaitu Vienna, Budapest dan Prague.

Nah karena solo backpacking saya memilih mengambil bus malam kecuali saat di Budapest (Hungaria) -yang benar-benar perjuangan- saya berhasil mendapatkan Host dari couchsurfing.com yang bersedia memberikan tempat menginap selama 1 hari di apartementnya di Budapest secara cuma-cuma. Yeay

Jadi yang belum tau couchsurfing (CS), singkatnya ini sejenis website komunitas Traveler seluruh dunia yang menjembatani para Traveler untuk bisa bertemu dengan Host yang bersedia memberikan tempat menginap di salah satu negara. (Sejenis Air BnB tapi gratis). Nah, tapi kita butuh profile dan trackrecord yang bagus dulu sebenarnya, supaya orang mau memberikan tumpangan. Makanya, karena saya profile nya baru dan belum ada trackrecord sama sekali, puluhan kali saya coba cari host di Budapest, puluhan kali saya di declined. Alhamdulillah, memang sudah rezeki, ada seorang bapak tua namanya Laszlo Csűrös yang mau menerima saya sebagai guest. Inget banget waktu itu nungguin respon: refresh web, dideclined. Refresh web, dideclined lagi. Refresh web, dideclined lagi. Tiba-tiba, “Refresh web, 1 people accepting your request to stay in Budapest!!” Bahagianya minta ampun :’)

Singkat cerita saya langsung kontakan dengan Laszlo, dan dia memberikan alamat apartemennya di Budapest yang setelah dilihat di Gmaps deket pisan dengen downtown. Alhamdulillah

First time Experiencing CS

Laszlo memberikan petunjuk alamat apartemenya dengan sangat detail dan lengkap. Ini salah satu potongan messagenya

… take metró in Újpest and get off at station FERENCIEK TERE leaving metró station in underpass cross it diagonál left and go up to street level and walk about 15 meters to bus stop and take bus Nr 8 which takes you across Danube River to Buda side of Budapest and in about 13 minutes get off at BREZNÓ LÉPCSŐ bus stop …

Bahkan sampai 15 meter, 13 menit, semuany serba pas. Jadi saya cukup satu kali tanpa tersesat untuk menemukan apartemennya di Buda side area, deket downtown.

Pertama kali masuk apartemennya, dia langsung menyambut dengan antusias

“Welcome Muhammad. Take a seat. So you’re from Indonesia. You’re my second guest from Indonesia. I ever hosted another Indonesian guy last year”

Saya yang masih jetlag, random aja jawab

“……Yes. Nice to meet you. Laszlo right? Just call me Afif anyway”

“No. I prefer Muhammad. It’s easy to remember. And I also know he is the name of Muslim prophet”

“…..Ummm…. okaay” saya iyain aja deh, soalnya baru sampe pisan. Terus saya tambahin. “cause I am Muslim too”

“Yeah I know I know”

Terus tiba-tiba Laszlo ngeluarin satu Buku super besar dan tebal. I just kept speechless at that time, karena memang masih jetlag. Buku itu ternyata map dunia. Dan tiba-tiba langsung ngomong

“Now help me find where Indonesia is.”

Terus saya jawab: “Umm. It’s in Asia”

“C’mon. Of course I know it’s in Asia. You need just to help me find it”

I laughed. “Okay. okay”

Akhirnya saya banyak cerita ke dia. Saya tinggal di Sumatera, tapi sekolah di Jawa. Berbeda Pulau. Indonesia benar-benar luas, bahkan saya paling jauh ke Bali, belum pernah sampai ke Borneo, sulawesi dll. Dia juga cerita katanya sangat ingin ke Indonesia, karena dia suka dengan Gunung Berapi. Wew. Tapi katanya di Indonesia karena luas, transportasi antar daerahnya sulit. Jadi masih belum sempat untuk berkunjung. Supel pisan dah intinya. Meski sudah tua tapi benar-benar open dan gaul.

Ternyata, di saat yg bersamaan pas hari itu juga, dia juga sedang menghost orang lain, namanya Korie Stanley dari Birmingham. Saya baru ketemuan dengan dia malamnya. Dan langsung asik aja. Yap, ntah mengapa suka pisan ngomong dengan orang British. Aksennya kereen. Meski benar-benar harus total fokus karena saking cepetnya, tapi pas kita ngomong jadi ikut-ikutan kebawa aksen (sok) Britishnya. Jadi ngerasa keren aja. lol.

Malemnya Laszlo bertanya lagi ke saya

“So Muhammad. Are you Moslem right? So you will take pray five times a day or not?”

“Yes I am and I pray 5 times a day, Laszlo :)”

“Okay. Because I also have some Moslem guests before, but they didn’t pray 5 times like you. Then you also don’t eat pork right? How about beef or chicken?”

“Ummm. I prefer not to eat it. It’s a bit complicated to explain but yeah I prefer not to eat chicken and beef as well”

“No. No. I know it. As Moslem you have special food right? Halal food? I understand it. But you eat cheese and egg at least, right? Because I will prepare for you for breakfast tomorrow”

“Yes I eat cheese and egg!!! Thanks laszlo. You’re really kind. I am really happy having you as my first host in couchsurfing :’)” *terharu*

Kesokan paginya, really out of expectation, beneran disiapin breakfastnya. I don’t really expect much even relieve just by having place to stay. Tapi sekarang malah dikasih breakfast juga. What a delightful first time experience.

DSC_0649

Korie, me and Laszlo

DSC_0652

Alhamdulillah. Jadi kami bertiga makan bersama di meja makan sambil cerita-cerita tentang bagaimana Birmingham. Bagaimana Bandung tempat tinggal saya. Dan tentunya bagaiamana Budapest, mulai dari sejarah, sampai tempat-tempat menarik untuk dikunjungi.[]

Bersambung ke part II

One thought on “Couch Surfing Experience (I): Budapest and First Time CS

  1. Pingback: Couch Surfing Experience (II): Random Conversation about God | Curahan Kehidupan dalam Rangkaian Kata

Leave a comment