Rentetan Kegagalan? Nope, Ini sebuah Catatan Perjuangan


Di tanah kelahiran, akhirnya kembali membuat tulisan!

Yap. Saya sekarang berada ratusan kilometer dari Bandung, menunaikan kewajiban Kerja Praktek (KP) di PT PUSRI Palembang. Yah, hitung-hitung sekalian pulang kampung, sudah hampir setahun tidak melangkah di tanah Sriwijaya ini. Liburan sebelumnya memutuskan tidak pulang, karena ada amanah PEMIRA yg harus dituntaskan. Kemudian mengingat mahasiswa Teknik Elektro sebelum mengambil TA harus KP terlebih dahulu, diterima di dua perusahaan, memutuskan untuk memilih di Palembang. Dua bulan sudah lebih dari cukup untuk memintal rindu bersama keluarga. Apalagi akan mengarungi Ramadhan bersama, yang tahun kemarin belum bisa dimaksimalkan karena sendirian mengurus segala macam keberangkatan untuk ke Jepang. Alhamdulillah! :)

ramadan

Haah, kebiasaan jika sudah menyentuh keyboard & menulis di wordpress pasti terlena dengan paragraf pembuka dan intermezo yg panjang. Tapi ga masalah ding! This is my blog and I want to spill out everything stuck in my mind!

Jadi sebenarnya post ini dibuat pada akhir pekan, tapi karena ada masalah jadi baru hari ini bisa diterbitkan. Seperti pada weekend umumnya kegiatan kerja diliburkan. Modem fullspeed hanya bisa digunakan sebelum jam 12 siang (biasa paket internet), dan berbenturan dengan mood menulis yang sedang membuncah, terbitlah sebuah tulisan. Awalnya bingung topik apa yang ingin disampaikan, tapi memutar memori mulai dari akhir 2012 hingga sekarang, ternyata banyak sekali jatuh bangun yang sudah saya lalui, so I decide that is the topic!

THIS POST BEGIN HERE

Mungkin ada pembaca yang malas membaca intermezo saya yg panjang di atas, bisa langsung lompat ke paragraf ini, okay let’s start!

Merujuk pada judul, banyak sekali saya mengalami kegagalan terutama di beberapa bulan belakang. Tapi tentu tidak! Saya lebih suka menyebutnya Catatan Perjuangan. Seperti apa yg pepatah kuno sebutkan bahwa kegagalan itu kesuksesan yg tertunda. Agak basi sih, dan terlalu muluk. Tapi apa salahnya percaya, toh Allah lah yang menentukan. Islam mengajarkan hidup termasuk rezeki, itu sudah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuz, yang sudah mutlak terencana untuk masing-masing orang.

Ibarat perhitungan ekonomi, misal rezeki kita sudah tertulis $1000 hingga mati. Hari ini kita kehilangan $500. Percayalah besok kita pasti tetap akan mendapat $1500, untuk tetap menjaga kesetimbangan. Begitupun sebaliknya, misal tiba-tiba saat ini kita kejatuhan rezeki seharga $1500, niscayalah besok atau kedepannya pasti kita akan kehilangan $500, yah karena rezeki kita sudah dipatok segitu, tidak bisa diganggu gugat. Begitulah kebesaran Allah, sungguh adil untuk setiap makhlukNya. Jadi jangan pernah merasa iri dengan keberhasilan orang lain, mereka sudah punya catatan tersendiri di Lauhul Mahfuz-Nya, dan itu variabel saling bebas terhadap diri kita, artinya nilai korelasi = 0, jadi berbahagialah ketika teman bahagia. 

“Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan di bumi, melainkan (tercatat) dalam Kitab yang jelas (Lauhul Mahfuz)” (QS: An-Naml (27) :75)

Luruskan kembali topik, mengapa saya tidak ingin menyebutnya kegagalan? Yah, justru kegagalan-kegagalan tersebut kelak akan menjadi pengalaman yg insyaAllah akan menjadi sebuah cerita, untuk teman-teman, adik-adik kelas, adik-adik mentor atau istri & anak-cucu saya nantinya (Ups, kejauhan. Tapi Amiin!). Sebuah kisah tentang usaha seorang pembelajar dalam merangkai keping puzzle kehidupan, meskipun pada hasilnya belum sesuai diharapkan. Yap, pengalaman yg akan saya ceritakan disini adalah sebuah catatan perjuangan, dalam menuju manusia yg lebih baik & berilmu di mataNya.

Catatan Perjuangan 1: Education Without Borders, Dubai 

ewb2013

Ini adalah abstrak paper pertama yang saya kirim. Tepatnya sekitar bulan September/Oktober saya menyiapkan sebuat tema riset. Waktu itu karena memang sedang puncak tugas besar, jadi saya sering menginap di Lab. Atmosfir yang mendukung kembali memantik jiwa penelitian saya, singkatnya saya menyusun sebuah riset tentang penggunaan LED Matrix sebagai media pembelajaran dalam penanggulangan buta huruf. Abstract selesai dan segera di submit ke sini: http://ewb.hct.ac.ae/

Jadi memang EWB (Education Without Borders) adalah sebuah conference yang diadakan setiap 2 tahun sekali di Dubai. Di 2013 ini temanya tentang pendidikan, cukup cocok dengan abstract yang saya buat. Lumayan untuk sekitar 30 presenter akan mendapatkan air fare ticket dan full accomodation selama di Dubai. Apalagi setelah membaca salah satu mahasiswa Indonesia yang berhasil berangkat di conference sebelumnya (2011), paper nya tidak terlalu kompleks tapi lebih ke arah aplikatif.

Alhasil pada sekitar bulan Desember, satu email masuk ke inbox:

First abstract acceptance letter

First abstract acceptance letter

Ini merupakan surat abstract acceptance perdana saya. Bahkan saya juga berhasil diterima sebagai delegate, yaitu observer yang hadir ke sana. Minimal dengan menjadi delegate, akomodasi selama di Dubai sudah ditanggung oleh panitia termasuk makan dan tempat tinggal, sayangnya tidak termasuk ongkos PP Dubai.

Acceptance as Delegate

Acceptance as Delegate

Tapi bersamaan dengan itu saya baru saja diamanahkan menjadi ketua Pemira ITB, jadi terdapat 2 pilihan. Sebenarnya tinggal satu lagi langkah menuju Dubai (meski tidak bisa dibilang mudah juga), menyelesaikan riset dan paper kemudian mengirimnya, pun misalnya saya tidak terpilih sebagai 30 presenter (dengan free air fare ticket), saya bisa mencari sponsor sebagai delegate, seperti yang saya lakukan Agustus lalu untuk ke Jepang.

Namun hidup memang pilihan! Amanah tetaplah amanah yang kelak akan diminta pertanggungjawaban. Setelah beberapa kali pertimbangan, dan meminta Allah keyakinan, saya memutuskan untuk benar-benar melepas EWB ini agar fokus Pemira berhasil dilaksanakan. Dipikir-pikir, insyaAllah manfaatnya akan lebih banyak ketimbang saya ke Dubai yg mungkin hanya untuk diri sendiri. Bulatlah tekad, EWB dicoret masuk dalam catatan perjuangan pribadi.

Catatan Perjuangan 2: Global Undergraduate Exchange Program Aminef

New_York_City_at_Night

Ini merupakan catatan perjuangan saya yang paling panjang meskipun ujungnya cukup mengecewakan. Tapi seperti yang saya bilang, hasil tetap Allah yang menentukan.

Global UGRAD adalah annual scholarship yang diberikan kepada mahasiswa Undergraduate (yang sedang menempuh S1) untuk mengikuti pertukaran pelajar selama 1 tahun di US. Banyak seklumit kisah yang dilalui, karena memang seleksinya sangat panjang, hampir mencapai setengah tahun jika di total. Mungkin khusus ini bisa menjadi satu post tersendiri, yah tapi saya ingin menceritankan potongan-potongan berharganya saja.

Pertama-tama adalah seleksi berkas yang deadline setiap tahun biasanya 1 November. Teringat saya dengan beberapa teman saya yang mendaftar, pagi-pagi sekali mencari travel karena memang pengumpulan kita lakukan saat H-1 deadline. Hingga pada akhirnya sekitar bulan Desember, email menggembirakan tiba bahwa saya lolos ke tahap wawancara.

Segera saja kala itu hampir setiap hari saya berdiri didepan kaca, melatih kembali pronounce bahasa Inggris dan artikulasi lidah agar terbiasa. Terbayang betapa teriknya hari itu -ditambah lagi masa-masa ujian- saya harus ke Jakarta, sendirian, masuk ke kantor Aminef & bersiap dalam perang. Empat orang dosen, ada yg alumni Universitas US sudah sangat tua, tapi untungnya mereka bukan Native. Interview nya berjalan lancar, dan penuh dengan gurauan dan tawa, meski awal-awal cukup menegangkan. Satu pertanyaan yang paling saya ingat waktu itu adalah:

“What are you in the next 10 year?”

Dengan santainya saya menjawab:

I will be a father! (Lol)

Saya menjelaskan cukup detail, saya akan tinggal untuk beberapa waktu di US sebelum kembali ke Indonesia, di apartmen mewah, Istri yang manis, punya X anak (ini dirahasiakan) & menjadi orang yang kaya. Tapi saya cukup serius dan spesifik juga menjelaskan bahwa saya sudah lulus Master di Harvard, Doctor di Eropa & merintis bisnis di Sillicon Valley (Yah namanya juga mimpi, there is no limit of it), merancang global company di bidang teknologi, membangun network & capital, agar kelak menjadi inisiator perusahaan manufaktur teknologi di Indonesia. Yeah, I am truly passionate if talking about dream!

Tapi dari pertanyaan itulah saya menjadi lebih lepas dalam menjawab. Mereka malah melanjutkan topik tentang married (LOL). Ternyata salah satu pewawancaranya punya istri yang berasal dari Palembang. Hehe, malah bapaknya yang jadi cerita. Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya pun cukup ringan, mengapa ingin tinggal di US? Mengapa ingin kaya? dsb. Padahal saya bertanya ke orang sebelumnya yang diwawancarai, mereka ditanya tentang hukum di negara lain? Pendapat mengenai rohingya? (karena memang anak hukum). Mendengar hal tersebut, saya malahan sempat sms teman untuk dicarikan data persentase APBN untuk riset dan teknologi, takut ditanya hal-hal seperti itu. Namun pada kenyataannya lebih ditanya tentang personal. Allhamdulillah

Singkat cerita, saya mendapat email menggembirakan kedua. Yaitu bahwa saya dinyatakan sebagai 10 Nominasi dari Indonesia.

ugrad2

ugrad3

Lebih bahagianya, kita bersepuluh akan mendapatkan kesempatan mengikuti tes iBT (internet Based TOEFL) gratis! Alhamdulillah. Jika kalian yang belum tau, tes iBT ini untuk ikutnya saja membutuhkan biaya $175 atau sekitar 1.6 juta rupiah. Sungguh beruntung kita mengikutinya dengan semua biaya ditanggung Aminef. Tesnya diadakan sekitar bulan Februari 2013, saat sedang puncak-puncaknya PEMIRA, ditambah lagi UTS dan tugas, saya sembari belajar untuk iBT ini. Sungguh saat-saat paling penting dalam belajar mengatur prioritas. Setelah tes, saya mendapatkan pengumuman skor iBT saya 88, belum terlalu memuaskan karena standar MIT & Harvard adalah 100. Tapi cukup untuk awal dengan persiapan hanya 1 bulan.

Banyak lagi cerita dibalik perjuangan untuk mengejar beasiswa ini, seperti saya harus mencari Sworn Translator untuk ijazah SMA, keliling Bandung, ke TBI, Unpad hingga menemukannya di UPI. Melobi petugas di UPI supaya jadi dalam 1 hari (umumnya 1 minggu), karena dikejar deadline pelengkapan berkas. Hujan-hujan ke Soekarno Hatta (nama jalan di Bandung, bukan bandara), ke kantor pusat JNE, karena ada satu berkas yang tertinggal yang belum masuk di amplop. Menunggu berjam-jam mencari ditumpukan ribuan surat & paket. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

pengorbana masa depan

Namun sayangnya, Allah berkata lain di penghujung perjuangan. Yang berangkat hanya 5 orang dari 10 nominasi yang diajukan. Dan saya termasuk 5 orang yang tidak berangkat. Teringat saat itu rasa kekecewaan yang sangat mendalam, mengingat sudah banyaknya keringat & waktu yang saya korbankan. Sempat menangis kala itu, jujur, sungguh hasil yang sangat menyesakkan! Tapi kembali, Islam berhasil menenangkan saya. Mengingat hidup di dunia hanya sementara & memang belum rezeki saya untuk berangkat ke US dalam program ini. Semuanya Allah yang menentukan, dan itu sudah tertulis di Lauhul Mahfudz. ThankGod! Sungguh bersyukur saya dipertemukan dengan Islam. Who knows I am failed in here but the chance to go to US will be given to me when I’m gonna get my Master later (Amiin!). Sekali lagi, semua itu Allah yang mengatur, termasuk rezeki saya untuk ke US.

Catatan Perjuangan 3: CERN dan Toshiba Internship 

Internship atau bisa dibilang juga KP merupakan syarat untuk mengambil Tugas Akhir di jurusan kami. Sebelum saya diterima di PT LEN Industri di Bandung, dan PT Pusri Palembang, saya juga sempat mengukir dalam catatan perjuangan agar bisa KP di luar negeri, tepatnya CERN (Jenewa) dan Toshiba (Jepang).

Perjuangannya memang tidak serumit 2 cerita sebelumnya, karena memang seleksinya menyiapkan berkas yang saya sudah punya sebelumnya. Seperti Resume pribadi, CV, sertifikat TOEFL dsb. Jadi tinggal mengirimkan berkas.

Pertama KP di CERN, setau saya terdapat 5 orang anak Elektro yg mencoba apply untuk KP disini. Bagi yang belum tau CERN, mungkin pernah menonton film Angel and Demon? Film yang disadur dari buku karya novelis terkenal Dan Brown? Scene awal film itu adalah Laboratorium di CERN. Yap benar, CERN itu laboratorium percepatan partikel terbesar di Dunia yang terletak di Jenewa. Ada yang bilang CERN pernah menemukan partikel Tuhan, dan temuan-temuan penting lainnya baik dalam bidang material, fisika atom -terutama yang dalam ukuran nano- bahkan riset nuklir, semuanya ada di CERN.

globe

Anak-anak elektro mungkin lebih bermain di bagian otomasi teknologinya, atau image processing karena atom tidak akan bisa dilihat kecuali dengan permodelan & simulasi tingkat tinggi. Yang lulus dari ITB tiga orang,  dua dari Elektro & satu dari Fisika Teknik. Tapi setelah melihat track record mereka, yah pantas dibilang They truly deserve it! Kembali lagi ke konsep takdir, rezeki tersebut sudah tertulis untuk mereka, it is not mine yet.

Begitu juga KP di Toshiba. Tidak terlalu banyak perjuangan karena saya sudah tidak lolos untuk mengikuti wawancara. Sebenarnya sangat berharap untuk bisa kembali ke Jepang, karena ingin memperbaharui Time Capsule yang saya tanam di Yoyogi, Tokyo, ketika Agustus tahun lalu ke Jepang. Tapi Allah berkehendak lain, saya sepertinya memang ditakdirkan untuk Ramadhan bersama keluarga di rumah. Dan ternyata benar, waktu bersama keluarga akan selalu mengalahkan kebahagiaan apapun di dunia, berapapun harganya!

Catatan Perjuangan 4: ICID Belanda 

Ada yang tau ternyata di sekitar kita banyak sekali gelombang-gelombang dengan frekuensi radio yang bertebaran & mubazir/tidak tergunakan?

Gelombang tersebut dapat diubah menjadi energi listrik dengan konsumsi daya kecil dengan teknik yang namanya Energy Harvesting. Konversi gelombang frekuensi radio menjadi energi listrik dengan daya kecil adalah tema kami untuk ICID 2013.

Detailnya tidak akan saya jelaskan disini, karena memang kita masih dalam tahap riset & belum terpublikasikan, dan siapa tau ada oknum-oknum yang membaca blog ini kemudian meniru ide tersebut (Haha PD banget). Yah tapi sayangnya abstrak yang kita kirimkan untuk mengikuti conference di Belanda ini ditolak. Ini paper kedua yang saya ajukan, dan rejection letter pertama yang saya dapatkan. Ada beberapa teman & kakak kelas saya yang berhasil diterima, memang ternyata dampak aplikasi yang dihasilkan dari riset mereka cukup besar dalam bidang ekonomi dengan cakupan luas. Karena memang tema ICID ini adalah Economy Driven.

First Abstract Rejection Letter

First Abstract Rejection Letter

Belum banyak cerita dalam catatan, hanya ini sudah lebih dari cukup sebagai tangga awal untuk menuju riset & conference yang akan datang. Seperti ada yang bilang:

“The only job where you start at the top is digging a hole”

Semuanya bermulai dari bawah, dan kita sedang merintis jalan menuju tangga kesuksesan, InsyaAllah.

Catatan Perjuangan 5: Some Competitions

Ada beberapa kompetisi lain yang saya ikuti baik pribadi maupun bersama teman, beberapa di antaranya Henkel Innovation Challenge (HIC), Airbus Competition dan Kompeti Blog Neso. Yah, semuanya masuk dalam catatan perjuangan.

images

Henkel adalah perusahaan yang bergerak salah satunya di bidang perekatan (Adhesive Technologies) & membuat lomba ide bernama HIC. Saat itu ide yang kami ajukan adalah bagaimana menggunakan Lem (Glue) sebagai pengganti timah & solder dalam perancangan rangkaian elektrik untuk mempermudah pembelajaran. Tapi mungkin karena belum memenuhi parameter & kriteria, juga essay yang kita buat sangat dadakan, akhirnya HIC juga tertulis dalam catatan perjuangan. (http://www.henkel.com/index.htm)

Sama halnya dengan Fly Your Ideas Airbus Competition, lomba  skala global dengan ide yang kita pilih dalam hal flight experience, yaitu penggunaan beberapa properti, augmented reality, hologram dan material pilihan dalam menimbulkan pengalaman terbang berbasis negara & budaya,  juga gugur di tahap pertama. Cukup banyak cerita, terutama di detik-detik pengumpulan, dimana saya dan teman-teman juga sedang dikejar deadline tugas besar, dan betapa riuhnya ketika di Lab saat itu, yaitu ketika mensubmit ide  hampir SATU MENIT sebelum tenggat waktu. Haha. Over all it is truly worth experience! https://airbus-fyi.com/

Lomba satu lagi sebenarnya hanya iseng saja. Karena hadiahnya lumayan, yaitu untuk juara 1 & 2 mengikuti summer school di Belanda dengan full accomodation termasuk air fare ticket. Persyaratannya tidak terlalu ribet dan hanya membuat satu artikel dengan 500 kata tentang Belanda. Terbukti saya membuatnya hanya sekitar 2 Jam dan random mensubmitnya. Ohya, post sebelum ini adalah artikelnya.

Tapi diluar dugaan artikel yang hanya saya buat sebentar tersebut masuk dalam 31 besar. Yah, satu pelajaran yang bisa diambil, ketika kita melakukan sesuatu sesering mungkin, kita akan semakin terlatih dalam hal tersebut. Dalam hal ini menulis, saya cukup sering menulis setidaknya di blog dan beberapa lomba sejak SMA. Alhasil kata-kata mengalir begitu saja saat membuat artikel dan selesai dalam waktu 2 jam. Namun meski belum berhasil ke Belanda melalui jalur ini, tidak disangka juga ternyata saya menjadi juara 4. Alhamdulillah! [Pengumuman Pemenang]

PENUTUP

tumblr_mcxu3kKjbA1qhqtwco1_500

Percayalah tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Ada kekuatan besar di balik kita yang sudah mengatur semuanya, yaitu Allah SWT. Bersyukurlah kalian yang dilahirkan sebagai muslim, karena Islam tidak menutup kita untuk berkarya. Dunia dan akhirat, itulah yang islam ajarkan. Dengan dunia cukup di genggam & akhirat harus mutlak selalu di hati.

Tulislah rencanamu dengan sebuah pensil tapi serahkan penghapusnya ditangan Allah, yakinlah Dia hanya akan menghapus bagian-bagian yg salah dan pastikan mengganti dengan rencanaNya yang paling indah..

Kemudian satu hal lagi, percayalah dengan FirmanNya, yang bahkan disebutkan dua kali berturut-turut dalam Al-Quran:

 “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5-6)

Oleh karenanya tidak akan lagi ada yang perlu disesalkan atas kegagalan, pasti setelahnya akan ada jalan kemudahan. Mungkin tidak disini, di dunia yang fana ini. Mungkin memang Allah ingin kita menanti, untuk hidup di salah satu Surga milikNya yang tertinggi, suatu saat nanti.[]

5 thoughts on “Rentetan Kegagalan? Nope, Ini sebuah Catatan Perjuangan

  1. Subhanallah fif, saya super terharu banget (?) baca tulisan yang ini. Masyaa Allah, semua benar2 kehendak-Nya. Dahsyat!!!

    Sekecil apa pun kerikil yang kamu temui hari ini, bersyukurlah dan jalanilah dengan ikhlas sepenuh hati. Berbaik sangkalah atas ketetapan Ilahi. Hingga Ia menunjukkan kebesaran-Nya atas kepasrahan diri. Janganlah menyerah sebelum bendera hasil akhir dikibarkan, karena jika Allah telah berkehendak, Ia akan menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ialah yang membangun asa menjadi nyata. Maka dekatilah Ia, pintalah pada-Nya, dan warnailah semua dengan taqwa..

    Cheer up, yosh!!

  2. Reblogged this on My Little Scrap Book and commented:
    Subhanallah, masyaa Allah. Hanya dua kalimat itu yang mampu terucap. Ini catatan perjuangan teman saya di ITB. Semoga terinspirasi untuk terus berjuang :)

Leave a reply to Muhammad Afif Izzatullah Cancel reply